Jadi Dirut PLN, 3 Tantangan Besar Menunggu Rudiantara

0
607

Setelah ditunjuk menjadi orang nomor satu di PT PLN (Persero) ada 3 tantangan yang harus diselesaikan Rudiantara. Apalagi Rudiantara bukanlah orang baru di PLN sehingga kehadirannya di sana harusnya membawa semangat dan harapan baru.

Anggota Komisi VII DPR Sartono Hutomo mengatakan, 3 catatan besar yang perlu dijawab Rudiantara, pertama berkaitan dengan ketidakseimbangan antara penyediaan listrik dengan kebutuhan listrik. “Dirut PLN baru harus punya langkah yang lebih jitu dalam mewujudkan hal tersebut,” kata Sartono dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (10/12).

Selanjutnya, kata Sartono, PLN juga menghadapi masalah pendapatan yang selalu minus sehingga selalu mendapat subsidi dari negara. Karena itu, Rudiantara setidaknya sudah harus punya strategi mendorong ketahanan keuangan PLN. Terlebih lagi perlunya kesiapan PLN menyerap 35 ribu Megawatt sesuai dengan target pemerintah.

Soal yang terakhir, sambung Sartono, perlunya keseriusan yang dibarengi keberpihakan kepada energi terbarukan di sektor pembangkit. Dengan demikian, kebutuhan listrik nasional semakin merata.

“Yakinlah semakin murah harga tarif listrik maka akan semakin mendorong laju investasi dan pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi,” kata Sartono.

Baca Juga :   KSP Beberkan 5 Strategi yang Dijalankan Pemerintah sebagai Dasar Menuju Indonesia, Apa Saja?

Rudiantara merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika Periode 2014 hingga 2019. Dia merupakan menteri yang berlatar belakang profesional. Di PLN, Rudiantara pernah menduduki posisi sebagai Wakil Direktur Utama pada 2008 hingga 2009.

Sebelumnya, Kementerian BUMN membenarkan penunjukan Rudiantara sebagai Direktur Utama PLN. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebutkan, ada 3 nama yang diusulkan dan diseleksi Tim Penilai Akhir (TPA). Dari 3 nama itu, 2 di antaranya adalah Rudiantara dan Sripeni Inten Cahyani yang merupakan Plt Dirut PLN. Untuk yang terbaik, kata Arya, kondisinya saat ini adalah Rudiantara.

Leave a reply

Iconomics