Jaga Ketahanan Ekonomi, Dompet Dhuafa Luncurkan Aksi Peduli Dampak Corona

0
505

Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan RRI mengadakan peluncuran Aksi Peduli Dampak Corona (APDC). Aksi ini merupakan bentuk nyata filantropeneur di masa pandemi demi ketahanan ekonomi skala keluarga. Aktivitas Program APDC mencakup bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan iman & takwa.

Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa Parni Hadi mengatakan dampak corona memendekkan pertumbuhan ekonomi, dan tentu berdampak pada gizi maupun anak-anak yang akan lahir. Dompet Dhuafa siap bekerjasama dengan siapapun. Adapun proyek-proyek APDC dilaksanakan mengacu prinsip 7M, yakni Mendidik, Mudah, Murah, Manfaat, Massal, Mitra dan Media Massa.

Dompet Dhuafa menginisiasi beberapa program di bidang ekonomi, seperti program ketahanan pangan berbasis keluarga maupun komunitas. Ketahanan pangan berbasis keluarga seperti budidaya ikan lele dan sayur dalam ember (budikdamber), kebun pangan keluarga, bantuan modal usaha mikro perorangan dan bantuan pangan yang diprioritaskan untuk lanjut usia, serta disabilitas atau mereka yang tidak bisa diberdayakan lagi. Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) juga menggagas dan menerapkan program Keluarga Tangguh bagi keluarga pra sejahtera. Program ini tidak hanya sampai pada pemberian bantuan saja, namun terus memantau dan mendampingi hingga kestabilan ekonomi keluarga bisa tercapai.

Baca Juga :   BCA Dukung Program Susi Pudjiastuti dengan Berikan Donasi Rp280 Juta

Di sektor kesehatan, salah satu aspek yang menjadi fokus utama Dompet Dhuafa adalah penanganan stunting pada anak-anak.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhajir Efendi mengatakan semakin banyak LSM seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial yang peduli dengan stunting, tentu sangat baik. Urusan stunting bukan hanya beban atau urusan pemerintah maupun negara saja. Malah justru kita turut serta dalam peran aktif penuh, berkomitmen sungguh-sungguh pada penuntasan stunting dari masyarakat madani seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial.

Adapun keterlibatan Dompet Dhuafa dalam penanganan stunting sudah relatif lama. Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf Dompet Dhuafa Bambang Suherman mengatakan  sejak 2015, Dompet Dhuafa sudah terlibat di program stunting. Ada 26 titik di kabupaten dan kota yang menjadi area penanganan stunting.

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah yang menghadapi tantangan stunting. Wakil Gubernur NTT Benyamin Lola menyampaikan stunting persoalan utama dari kemiskinan, mengakibatkan mal nutrisi. Pada tahun 2018, stunting mencapai 42,6%, kemudian tahun 2019 menurun menjadi 35,5% dan turun pada 2020 menjadi 27,9%.

Baca Juga :   Prestasi CSR: Indosat Raih "Gold Brand Equity Award in Telecommunication" dari Iconomics

NTT hanya salah satunya. Oleh karena itu Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk maju melangkah bersama menyelamatkan generasi-generasi penerus bangsa.

Leave a reply

Iconomics