Meski Terdampak Covid-19, Volume Pengiriman JNE Tumbuh karena Transaksi Online

0
1033

Perusahaan logistik JNE mengaku terkena dampak wabah Covid-19. Terutama dalam hal pengiriman barang, JNE harus melakukan shifting dari angkutan udara menjadi pengiriman lewat darat.

Menurut Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi, penguran penerbangan angkutan udara di masa Covid-19 tentu saja berdampak terhadap pengiriman barang yang umumnya menggunakan pesawat udara. Karena itu, pengiriman barang JNE banyak beralih ke darat.

“Karena itu, kami berterima kasih juga kepada pemerintah karena membangun jalan tol di Jawa dan Sumatera. Sebab, pengiriman barang yang tadinya menggunakan pesawat terbang tapi karena dikurangi kami alihkan lewat darat,” kata Feriadi dalam diskusi virtual bertajuk Transportasi Publik dan Geliat Ekonomi pada Masa Pandemi beberapa waktu lalu.

Feriadi menuturkan, pihaknya sebagai perusahaan pengiriman barang cepat tentu saja mengutamakan moda transportasi udara. Juga karena kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Jumlah kiriman barang JNE saat ini, kata Feriadi, bisa mencapai 1.000 ton per hari. Dari jumlah itu, 0,24% dikirim lewat kereta api, 77,24% menggunakan darat (truk), 1,62% lewat laut, 17,10% lewat udara dan 3,8% lewat retail. Di samping itu, kata Feriadi, perubahan perilaku konsumen juga berubah pada masa Covid-19 ini. Dari offline beralih ke online.

“Untuk memenuhi kebutuhannya, masyarakat banyak menggunakan transaksi lewat online. Karena itu, pertumbuhan (volume) pengiriman domestik kami justru meningkat pesat. Luar biasa,” kata Feriadi.

Baca Juga :   Pegadaian Raih Penghargaan Bergengsi Berkat Kepedulian di Masa Pandemi Covid-19

Diakui Feriadi, pengurangan penerbangan dan penutupan sejumlah bandara menjadi tantangan bisnis mereka saat ini. Juga karena kebijakan pembatasan dari sejumlah wilayah di Indonesia sehingga menghambat kecepatan pengiriman barang.

Karena itu, kata Feriadi, ekosistem pengiriman barang dan perubahan perilaku masyarakat dari offline ke online itu perlu dijaga. Itu tentu saja demi perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam menghadapi Covid-19.

“Kami memastikan, petugs lapangan kami juga bekerja secra protokol kesehatan, di samping menjaga diri, juga tidak menjadi pembawa virus kepada pelanggan,” kata Feriadi.

 

Leave a reply

Iconomics