Proses Digital di BRI Meliputi 3 Hal, Ini Penjelasannya

0
3194
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Digitalisasi sektor perbankan telah menghasilkan efisiensi dan inovasi yang luar biasa di industri jasa keuangan. Itu sebabnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melaksanakan digitalisasi sejak 2017. Tujuannya untuk melayani masyarakat secara maksimal dengan biaya seefisien mungkin.

Executive Vice President Digital Centre of Excellence  BRI Kaspar Situmorang menyebut, pihaknya mengusung motto “Go Smaller, Go Swifter” dalam rangka digitalisasi sejak 2017. Dan proses digital BRI itu meliputi 3 hal.

Pertama, melakukan investasi terhadap proses digitalisasi dari segi core business perusahaan. Kedua, bank melakukan eksplorasi agar bisa berkontribusi pada ekosistem layanan keuangan di luar core business. Ketiga, menemukan digital propositions yang berbasis kecerdasan buatan dan data raksasa.

“Tentu fondasinya adalah digital first dan ecosystem first. Caranya kita investasi kepada digitizing core (business) kita dan menginvestasi ke dalam, kemudian kita mengeksplorasi bagaimana kita masuk ke ekosistem, dan kemudian ke new digital propositions berbasis AI dan big data,” kata Kaspar dalam diskusi virtual, Senin (15/6).

Baca Juga :   Berkembang Pesat, Merek Susu Mbok Darmi Kembali Ikut Tanggal “Cantik” ShopeePay

Kaspar mengatakan, hasil dari perubahan ke arah digitalisasi ini dapat dilihat dari segi penyaluran kredit di segmen microfinance. Dari segi waktu yang dibutuhkan bank dalam memberikan pinjaman (loan delivery) telah berkurang drastis yang sebelumnya 2 minggu pada 2018 menjadi hanya 2 menit pada 2019.

Kata Kaspar, melalui digitalisasi, bank dapat menyalurkan kredit ke nasabah hanya melalui scan KTP lalu kredit segera disalurkan kepada nasabah. Kredit macet di bank masih terjaga sekitar 0% melalui mekanisme tersebut.

“Tidak cukup hanya digital lending, kita juga mengakselerasi Open API-nya untuk mengintegrasikan dengan berbagai ekosistem yang ada di indonesia, untuk bersama-sama menghubungkan interkoneksi antara layanan perbankan. Yang tadinya interkoneksi butuh waktu 2 bulan sekarang dalam 1 jam bisa terhubung dengan layanan perbankan di Bank BRI,” kata Kasper.

Selain itu, BRI membuka lebar kesempatan untuk bekerja sama dengan teknologi finansial. Melalui kolaborasi dengan platform pinjaman peer-to-peer (P2P Lending) investree, Bank BRI telah menyalurkan kredit kepada industri kreatif sekitar Rp 500 triliun. Kaspar mengklaim belum ada kredit yang bermasalah melalui kolaborasi dengan teknologi finansial.

Baca Juga :   Sampoerna Komitmen Kembangkan UMKM Khususnya soal Literasi Digital

“Dengan digitalisasi yang kita lakukan, kita percaya Bank BRI dapat terus mengakselerasi inklusi ekonomi maupun inklusi keuangan sehingga tidak ada masyarakat indonesia yang tertinggal selepas Covid-19,” katanya.

 

 

 

Leave a reply

Iconomics