Aksi Korporasi Indofood Direspons Negatif Pelaku Pasar

0
1347
Reporter: Petrus Dabu

Harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun tajam dalam dua hari terakhir pasca libur lebaran.  Padahal IHSG dalam dua hari terakhir hingga sesi pertama perdagangan Rabu (27/5) menguat 1,68%.

Pasar merespons negatif akuisisi saham Pinehill Corpora Limited (Pinehill Corpora) dan Steele Lake Limited (Steele Lake)  di Pinehill Company Limited oleh ICBP senilai US$ 2,99 miliar atau sekitar Rp 44,87 triliun.

Dalam dua hari terakhir saham ICBP turun sekitar 13,95% dari Rp 9.675 per saham pada 20 Mei atau hari terakhir sebelum libur lebaran menjadi Rp 8.325 per saham pada Rabu (27/5), perdagangan saham sesi pertama.

Hal yang sama juga dialami oleh induknya yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Saham INDF turun 12,84% dalam dua hari perdagangan usai lebaran ini. Pada 20 Mei lalu, harga INDF masih sebesar Rp 6.425 per saham dan menjadi Rp 5.600 per saham pada penutupan sesi I, Rabu (27/5).

Baca Juga :   Salim Ivomas Bantah Melakukan Penimbunan Minyak Goreng

Padahal pada 22 Mei lalu, INDF dan ICBP baru saja merilis laporan keuangan kuartal pertama 2020. Meski ada perlambatan pertumbuhan pendapatan, tetapi pendapatan kuartal pertama 2020 masih tumbuh. Laba usaha juga masih tumbuh positif.

Jumlah pendapatan INDF pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp 19,3 triliun, naik 0,7% dari Rp 19,17 triliun pada kuartal pertama 2019. Pertumbuhan pendapatan pada kuartal pertama 2020 ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal pertama 2019 lalu yang tumbuh sebesar 8,73%.

Laba usaha naik 33% menjadi Rp 3,43 triliun dari Rp 2,58 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 17,8% dari 13,4%. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 4% menjadi Rp 1,40 triliun dari Rp 1,35 triliun, dan marjin laba bersih naik menjadi 7,3% dari 7,0%. Core profit meningkat 23% menjadi Rp 1,52 triliun dari Rp 1,24 triliun.

Sedangkan, pendapatan ICBP pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp 12,01 triliun, naik 6,67% dari Rp 11,26 triliun pada kuartal pertama 2019. Pertumbuhan pendapatan ICBP ini juga melambat, karena pada kuartal pertama 2019 lalu tumbuh sebesar 13,92%.

Baca Juga :   Indofood Sukses Makmur Catat Kenaikan Penjualan Neto 20%

Laba usaha ICBP tumbuh 43% menjadi Rp 2,80 triliun dari Rp 1,96 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 23,3% dari 17,4%. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sekitar 48% menjadi Rp 1,98 triliun dari Rp 1,34 triliun pada kuartal pertama tahun lalu dan marjin laba bersih mencapai 16,5%. Core profit meningkat 15% menjadi Rp 1,57 triliun dari Rp 1,37 triliun.

Valuasi Saham

Merujuk laporan keuangan 31 Maret 2020, valuasi dua saham grup Indofood ini memang terbilang mahal terutama ICBP. Jumlah ekuitas ICBP per 31 Maret lalu sebesar Rp 28,78 triliun dan jumlah saham yang beredar sebanyak 11,66 miliar. Maka, harga wajar saham ICBP berdasarkan nilai buku adalah sebesar Rp 2.468. Dengan harga saat ini, maka Price Book Value (PBV) ICBP sebesar 3,37 kali dari harga wajar.

Sedangkan INDF, pada 31 Maret lalu memiliki ekuitas sebesar Rp 56,57 triliun dan jumlah saham yang beredar sebanyak 8,78 miliar. Sehingga harga wajar saham berdasarkan nilai buku adalah Rp 6.442 per saham. Dengan demikian PBV INDF saat ini 0,87 kali. Sebelumnya pada 20 Mei lalu, PBV INDF sebesar 1 kali satu sama dengan nilai bukunya.

Baca Juga :   Kuartal Pertama 2020, Pendapatan Indofood Hanya Tumbuh 0,7%

 

 

Leave a reply

Iconomics