BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Alami Perlambatan

0
672
Reporter: Antara

Pertumbuhan kredit perbankan diproyeksikan akan tetap tumbuh sepanjang tahun ini. Proyeksi pertumbuhannya diperkirakan mencapai 10% hingga 11%. Pertumbuhan ini dinilai berada di antara target Bank Indonesia (BI) memproyeksikan 10% hingga 12%.

Dikatakan Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Retno Ponco Widarti, sasaran pertumbuhan kredit perbankan memang masih di 10% hingga 12%. Tetapi, tampaknya sulit untuk menembus 12%. Ditambah lagi permintaan kredit masih lemah dan perlambatan perekonomian global membuat bank berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan.

“Itu menjadi beberapa penyebab proyeksi perlambatan kredit pada tahun ini,” kata Retno di Jakarta, Kamis (17/10).

Apabila proyeksi BI itu sesuai pada akhir tahun nanti, maka pertumbuhan intermediasi perbankan tahun ini akan mengalami penurunan dibanding pertumbuhan 2018 sebesar 12,1%. Kemungkinan sebagian besar segmen kredit juga mengalami perlambatan.

Meski begitu, kata Retno, ada beberapa sektor penyaluran kredit yang berpotensi tumbuh di atas industri seperti kredit konsumsi yakni kredit pemilikan rumah (KPR). Otoritas moneter, kata Retno, sudah memproyeksikan kecenderungan perlambatan pertumbuhan kredit ini sejak pertengahan tahun.

Baca Juga :   Pertama Kali, Aset BRI Tembus di Atas Rp 1.500 T

Karena itu, BI sudah cukup agresif melonggarkan kebijakan makroprudensial untuk memasok suplai likuiditas ekonomi dan juga melonggarkan kebijakan suku bunga acuan untuk menaikkan permintaan kredit. Total, BI sudah memangkas suku bunga acuan sebesar 0,75% untuk periode Juli hingga September 2019.

“Total pertumbuhan kredit memang bisa lebih rendah dari tahun lalu, untuk kredit properti juga sama akan lebih turun dari tahun lalu. Maka, kami sudah mulai dari bulan Juli untuk pelonggaran moneter dan makroprudensial,” kata Retno.

Saat ini dan ke depannya pada sisa tahun, kata Retno, BI terus menahan perlambatan pertumbuhan kredit dan ekonomi lebih dalam. Dampak perlambatan perekonomian global tak disangka begitu besar. BI, antara lain menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk “mengobati” kebijakan perbankan dan dunia usaha yang ketat dan cenderung berhati-hati karena dampak dari perlambatan ekonomi global.

“Sekarang sisa tahun tinggal tiga bulan lagi. Pengaruh global ternyata sangat signifikan. Koreksi ke bawah terus. Itu sebabnya, kita mengetahui trennya melemah. Supaya tidak terlalu melemah, BI mengambil kebijakan countercyclical,” kata Retno.

Baca Juga :   Kemendag Lakukan Langkah Strategis Dorong Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK), BI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan di 7% hingga 9%. Aapun berdasarkan survei perbankan yang dilaporkan BI pada kuartal III 2019, terlihat pesimisme bankir yang memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang 2019 hanya akan sebesar 9,7% secara tahunan atau jauh lebih lambat dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2018 yang sebesar 12,1%.

Leave a reply

Iconomics