BTN Bagikan Dividen 10% dari Laba Bersih

0
433
Reporter: Antara

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membagi dividen sebesar Rp20,92 miliar atau Rp1,98 per saham. Jumlah tersebut  sebesar 10% dari laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp209 miliar.

“Dari jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor ke pemegang saham mayoritas atau pemerintah adalah sebesar Rp12,55 miliar. Sementara 90% dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan,” kata Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/03/2020).

Adapun Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTN kali ini membahas tujuh mata acara dan semuanya mendapat persetujuan dari para pemegang saham.

“Landasan kerja kami pada tahun 2020 adalah menetapkan arah kebijakan perseroan yaitu fokus pada perbaikan kualitas bisnis,” ujar Pahala.

Untuk memperbaiki kualitas bisnis, perseroan memasang pondasi yang kuat khususnya dalam penerapan Pedoman Standard Akuntasi 71 (PSAK 71) dengan meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), sehingga perseroan memiliki pencadangan yang lebih kuat dalam mengantisipasi potensi kerugian atas aset keuangan yang dimiliki.

Baca Juga :   PermataBank Punya Wakil Direktur Utama Baru

Alhasil, per Februari 2020, rasio cakupan (coverage ratio) Bank BTN mencapai lebih dari 100%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 43,42%.

“Adanya PSAK 71 juga akan mendorong perseroan untuk lebih prudent dalam pemberian kredit, sehingga kualitas kredit akan menjadi lebih baik,” kata Pahala.

Peningkatan CKPN memang menggerus laba BTN tahun lalu, yang biasanya mencapai kisaran Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun pada tahun-tahun sebelumnya.

Menapaki tahun 2020, perseroan menetapkan beberapa target kinerja, yaitu aset ditargetkan meningkat 6-8%. Sementara itu kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10%, dengan penopang utama adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

“Permintaan rumah masih cukup tinggi, dan hal ini didukung pemerintah yang akan menambah subsidi ke sektor perumahan dalam bentuk Subsidi Selisih Bunga atau SSB. Bank BTN juga akan mengoptimalkan KPR Non subsidi khususnya segmen milenial dan urban dan mengembangkan “personal loan” dengan penjualan produk secara bundling antara kredit dan tabungan, seperti contohnya BTN Solusi yang baru kami rilis,” ujar Pahala.

Baca Juga :   BTN Jelaskan Syarat Penerima Fasilitas Subsidi

Pahala juga menyambut baik inisiatif pemerintah dalam memberikan stimulus khususnya pada sektor perumahan di tengah perlambatan ekonomi nasional yang terdampak virus COVID 19 di Indonesia.

“Ini merupakan dukungan positif pemerintah terhadap sektor perumahan yang berdampak pada 172 industri terkait pembangunan perumahan. Semoga ini menjadi angin segar bagi industri pembiayaan perumahan sekaligus mendorong semangat para pelaku industri properti untuk membangun rumah dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah,” ujar Pahala.

Melalui pemasaran produk “bundling“, membuat Bank dengan kode saham BBTN itu menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13-15% didorong kenaikan porsi dana murah dari giro dan tabungan.

Sedangkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) ditargetkan membaik di kisaran 3,5% dengan memperbaiki proses inisiasi kredit dan sistem manajemen penagihan dan optimalisasi situs lelang rumah yaitu www.rumahmurahbtn.co.id.

“Meskipun laba tahun lalu turun tajam, tahun ini kami optimistis laba BTN bisa menembus Rp2,5 triliun- Rp3 triliun dengan menurunkan cost of fund atau biaya dana menjadi 5,27% dan mendorong fee based income tumbuh di atas 17% dibandingkan tahun lalu, kita juga akan mengupayakan penurunan biaya umum dan sebagainya,” ujar Pahala.

Leave a reply

Iconomics