Dalam Rangka Dukung PEN, Bank Mandiri Telah Salurkan Kredit Rp 26,9 Triliun

0
712
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah merealisasikan penyaluran kredit dana pemerintah sekitar Rp 26,9 triliun kepada 50.596 debitur per 13 Agustus 2020. Jumlah ini sudah mencapai 88% lebih dari komitmen Bank Mandiri untuk menyalurkan kredit yang menjadi bagian dari PEN.

“Tapi dari dana pemerintah sendiri sudah melampaui 100%,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar saat telekonferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (19/8).

Royke mengatakan, penyaluran kredit produktif senilai Rp 30 triliun di Bank Mandiri itu terdiri atas Rp 10 triliun dana pemerintah dan Rp 20 triliun milik bank tersebut. Baik nasabah baru, existing maupun yang telah mengajukan restrukturisasi sudah diberikan kredit modal kerja.

Dari Rp 26,9 triliun itu, sebanyak 33.828 debitur atau 66,9% merupakan pelaku usaha mikro,  kecil dan menengah (UMKM).  “Yang penting sebagian besar (kredit yang disalurkan) kepada sektor produktif, padat karya, dan kita tidak ada larangan untuk memberikan pada nasabah existing atau restrukturisasi. Bahkan kami diarahkan untuk nasabah yang telah direstrukturisasi yang butuh tambahan modal kita juga berikan ke mereka,” kata Royke.

Baca Juga :   BI Perkirakan Inflasi Mei 2020 Sekitar 0,09%

Selain itu, kata Royke, perseroan juga memberikan pembiayaan melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang di Juni 2020 penyalurannya telah mencapai Rp 7,03 triliun atau 39,7% dari target tahun ini yakni Rp17,7 triliun dengan jumlah penerima sebanyak 84.500 debitur. Sebagian besar komposisi dari penyaluran kredit KUR merupakan nasabah baru segmen mikro yang berasal dari sektor perdagangan.

“Kami juga telah mensosialisasikan ke 1.748 jaringan Mandiri mikro di seluruh Indonesia terkait kebijakan KUR 0% bagi ibu rumah tangga dan pegawai yang mengalami PHK untuk memulai usaha,” kata Royke.

Dalam kesempatan itu, Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin, mengatakan, perseroan juga telah merestrukturisasi kredit terhadap 545.692 debitur dengan total baki debet sebesar Rp 119,3 triliun per 13 Agustus lalu.

Dari total tersebut, sebanyak 324.085 merupakan debitur UMKM dengan nilai outstanding sebesar Rp 32,6 triliun. Skema restrukturisasi yang diberikan perseroan adalah penundaan pembayaran tagihan serta pembebasan bunga.

“Jadi ini sekitar 15%-16% dari total portofolio kita. Sampai akhir tahun kita perkirakan kita akan restrukturisasi sekitar Rp 150 triliun hingga Rp 160 triliun. Setelah itu selesai, kita memperkirakan tidak akan ada lagi significant amount yang perlu di restrukturisasi,” kata Ahmad Siddik.

Baca Juga :   Askrindo Terpilih Sebagai Most Popular Digital Financial Brands 2022

 

Leave a reply

Iconomics