Debut Perdana di Bursa, Saham Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) Naik 34%

0
1275
Reporter: Petrus Dabu

PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/4). Debut perdananya di bursa saham masih direspons antusias oleh pelaku pasar yang masih galau karena pandemi virus corona baru (Covid-19).

Harga saham emiten dengan kode SBAT ini naik 34,3% menjadi Rp 141 per lembar. Harga penawarannya adalah Rp 105  per lembar.

Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk menawarkan 425.000.000 saham kepada publik. Jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah
Penawaran Umum Perdana Saham.

Selain itu sebagai pemanis, Perseoran juga memberikan secara cuma-cuma 425.000.000 waran Seri I pada Tanggal Penjatahan yang mewakili sebesar 25,00% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh.

SBAT menjadi perusahaan tercatat ke-21 yang tercatat di BEI pada tahun 2020. SBAT bergerak pada sektor Miscellaneous Industry dengan subsektor Textile, Garment.

Dari hajatan Initial Public Offering (IPO) ini, Bintang Abadi Textile Tbk merup dana sebesar 44,62 miliar. Berdasarkan prospektus, 78,55% dari dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal Perseroan yaitu penambahan fasilitas produksi berupa pembelian mesin Open End Machine dan Finisher Drawframe serta beberapa mesin lainnya.

Baca Juga :   Pasca IPO, Ultra Voucher akan Perluas Kerjasama dengan Perbankan

Selain itu Perseroan juga akan melakukan peremajaan fasilitas produksi yang sudah ada dengan mengganti mesin yang terbakar, peremajaan mesin serta fasilitasnya.Terkait dengan rencana pembelian mesin tersebut, pembelian mesin oleh Perseroan tidak dilakukan dengan pihak afiliasi dan Perseroan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Mesin.

Sedangkan 21,45 sisa dananya akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan dalam rangka pembelian bahan baku, biaya pemasaran dan perlengkapan keperluan lainnya.

Berdasarkan laporan keuanga per 30 September 2019 lalu, Perseroran membukukan pendapatan sebesar Rp 227,71 miliar, turun 13,03% dibandingkan periode yang sama tahu sebelumnya. Laba usaha juga turun 9,31% (yoy) menjadi Rp 20,02miliar.

Leave a reply

Iconomics