Gara-Gara Covid-19, AP II Proyeksikan Pendapatan Hanya 70% dari Target 2020

0
540
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Angkasa Pura II (Persero) memproyeksikan pendapatan perusahaan pada tahun ini hanya akan terealisasi sekitar 60% hingga 70% dari target yang ditetapkan senilai  Rp 12,8 triliun. Ini terjadi karena dampak Covid-19 yang menghantam seluruh industri transportasi termasuk industri penerbangan di mana salah pelakunya adalah operator bandar udara.

Presiden Direktur AP2 Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya telah mengkalkulasi yang bersifat financial stress test untuk mengukur seberapa dalam dampak pandemi ini terhadap kinerja dan anggaran perusahaan di 2020. Dan menghasilkan beberapa skenario yang sangat beragam karena sebab parameter utamanya yaitu wabah virus corona belum diketahui secara pasti kapan akan berakhir dan bersifat sangat dinamis.

Untuk memitigasi risiko yang muncul akibat kondisi saat ini, kata Awaluddin, AP II telah berusaha mencari sumber pendapatan lain di luar dari lini usaha traffic aero maupun non-aero (retail dan penyewaan lahan kepada tenant) yang terganggu akibat dampak Covid-19.

AP II juga akan melakukan balance sheet restructuring melalui realokasi aset. Yang dimaksud dengan realokasi aset menyangkut pemanfaatan lebih lanjut terhadap aset-aset diam perusahaan seperti lahan atau tanah yang belum dimanfaatkan sebelum pandemi ini.

Baca Juga :   Gojek Berikan Voucer Transportasi untuk Tenaga Kesehatan

Langkah lainnya, kata Awaluddin, mempercepat optimalisasi aset yang performing atau masih memiliki kinerja yang baik. Aset-aset tersebut kemudian akan diincar untuk diberlakukan kerja sama strategis dengan calon-calon mitra.

“Jadi balance sheet restructuring atau reallocating asset ini diperlukan. Kalau tidak, aset yang kita miliki dalam kondisi seperti sekarang bisa dimanfaatkan. Padahal kita punya spektrum di revenue kita saat ini sangat terdampak akibat di aero traffic-nya atau di traffic pengangkutan penumpangnya,” ujar Awaluddin.

Lalu, kata Awaluddin, AP II juga melakukan manajemen portofolio yang lebih baik. Yang dimaksud dengan manajemen portofolio menyangkut berbagai kegiatan diversifikasi usaha untuk menurunkan tingkat resiko dari lini bisnis yang telah terganggu oleh kondisi pandemi serta bagaimana memanfaatkan portofolio yang saat ini di perusahaan induk maupun anak perusahaan untuk mengembalikan tingkat return yang lebih baik.

Memasuki kondisi new normal yang dilahirkan pandemi Covid-19, Awaluddin memastikan, perseroan tidak lagi dapat berbisnis dengan cara-cara yang diterapkan sebelum masa pandemi. Pasalnya, sebelum pandemi, perusahaan telah menanggung banyak risiko dan beban finansial karena menjalani proyek-proyek pembangunan secara sendiri.

Baca Juga :   Analisis soal Nominee dan JS Plan Jiwasraya Gunakan Skema Ponzi

“Ke depan konsepnya harus ada sharing risiko dan ada sharing benefit juga. Ini yang kita sedang kelola semua peluang-peluang oportunitas ini sehingga potential loss 30%-40% dari RKAP sebesar Rp 12,8 triliun itu bisa kita tutup. Jadi, ada peluang untuk menambalnya,” katanya.

 

 

Leave a reply

Iconomics