IHSG Anjlok 5% ke Bawah 5.000, BEI Bekukan Sementara Perdagangan

0
400
Reporter: Petrus Dabu

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menerapakan pembekukan semenara perdagangan saham karena mengalami penurunan tajam.

“Dengan ini kami menginformasikan bahwa pada hari ini, Kamis, 10 September 2020 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 10:36:18 waktu JATS yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5 persen,” tulis BEI dalam pengumuman, Kamis (10/9).

Pembekuan sementara ini mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.

“Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:06:18 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan,” tulis BEI.

IHSG kembali ke level di bawah 5.000 pada Kamis (10/9), setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu petang kemarin mengumumkan Jakarta kembali menerapkan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) secara ketat.

Anies mengatakan situasi wabah di Jakarta saat ini berada dalam kondisi darurat. Karena itu Pemprov DKI Jakarta memutuskan menarik rem darurat dan kembali ke PSBB ketat. Warga akan kembali berkegiatan dari rumah, beribadah dari rumah, bekerja dari rumah dan belajar dari rumah.

Baca Juga :   Turun 5%, Perdagangan Saham Sempat Dihentikan Sementara

Kemudian, mulai Senin 14 September, seluruh kegiatan perkantoran akan dilakukan dari rumah dan akan ada 11 bidang esensial yang diperbolehkan beroperasi. Seluruh tempat hiburan akan kembali ditutup. Kerumunan dan kegiatan yang mengumpulkan dilarang. Tempat ibadah yang boleh dibuka hanya di level kampung / komplek dan hanya boleh digunakan oleh warga setempat. Khusus tempat ibadah di zona merah / wilayah dengan kasus tinggi tidak diperbolehkan buka.

Jelang berakhirnya sesi pertama perdagangan sekitar pukul 11.30 WIB, IHSG berada di level 4.898,55, turun 4,87%.

Leave a reply

Iconomics