Industri Makanan dan Minuman Siap Dukung Pemerintah Walau Terpukul karena Corona

0
744
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut tertekannya kurs rupiah sebagai dampak wabah virus corona menyebabkan biaya pokok makanan meningkat. Gapmmi akan tetapi tidak akan menaikkan harga sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan.

“Kita tidak memikirkan untung rugi di kondisi seperti ini karena sudah pasti kita tidak akan naikkan harga dan meskipun harga pokok kita naik karena masalah ini (Covid-19) dan masalah tertekannya (nilai tukar rupiah) tapi kita tetap tidak bicara untung rugi, kita bicara bagaimana menjaga supaya ketersediaan (pangan) kita jaga,” kata Ketua Gapmmi Adhi S. Lukman saat dihubungi, Rabu (1/4).

Adhi mengatakan, dalam kondisi saat ini, industri makanan dan minuman tidak berpikir mengenai keuntungan atau kerugian. Tapi, fokus mendukung pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi perannya menjaga ketersediaan pangan dan kebutuhan bahan makanan masyarakat.

“Kami akan terus mendukung langkah yang diambil pemerintah karena kami melihat kondisi saat ini sudah darurat sekali. Keputusan pemerintah adalah mendorong agar industri makanan dan minuman tetap jalan, serta distribusinya,” kata Adhi.

Baca Juga :   Pengamat: Program Kartu Prakerja Tidak Sesuai Kebutuhan Masyarakat

Seluruh anggota Gapmmi, kata Adhi, telah mengantisipasi dan mempersiapkan standar operasional prosedur (SOP) apabila pemerintah menetapkan kebijakan karantina wilayah. SOP itu antara lain penerbitan surat jalan kepada distributor barang-barang yang diproduksi pabrik dan kemudian didistribusikan ke pertokoan retail untuk dikonsumsi masyarakat.

Dengan demikian, ketersediaan pangan untuk keperluan masyarakat tidak terganggu. Juga untuk memenuhi persediaan di retail dan rumah tangga. Seluruh jenis barang makanan dan minuman, kata Adhi, baik itu pangan pokok dan non-pokok tetap tersedia bagi masyarakat ketika karantina wilayah dilakukan.

“Kondisi ini yang kita tidak harapkan karena dengan konsumen memborong produk-produk makanan baik itu pokok maupun non-pokok, itu akan mengurangi kesempatan yang lain untuk mendapatkan produk itu sendiri. Jadi akan adu kuat mana yang beli, mana yang menyetok, kemudian yang tidak kuat atau terlambat beli akan kekurangan,” kata Adhi.

Karena itu, kata Adhi, industri makanan dan minuman siap mendukung kebijakan pemerintah untuk menangani wabah virus corona ini. Termasuk ketika menetapkan kebijakan karantina wilayah. Terlebih seluruh perusahaan dan pabrik pengolahan makanan dan minuman masih beroperasi dengan kekuatan penuh. Tentu saja dalam beroperasi itu ditetapkan SOP yang ketat sesuai dengan protokol kesehatan dari pemerintah.

Baca Juga :   Stafsus Menteri BUMN: RNI Akan Beli 500 Ribu Alat Tes Covid-19 dari Tiongkok

“Saya sudah mengimbau semua anggota (Gapmmi) untuk mempersiapkan diri, misalnya dengan pengiriman barang harus ada surat jalan yang jelas, kemudian SOP physical distancing sudah jelas karena semuanya sudah dibekali. Misalnya seperti memakai masker semua ini sudah berjalan,” kata Adhi.

Leave a reply

Iconomics