IPCC Bidik Jadi Operator Pelabuhan Patimban

0
747
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melihat adanya potensi untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Rencana ini dinilai sejalan dengan rencana pemerintah untuk menggiatkan kegiatan infrastruktur dan transportasi.

Direktur Utama IPCC Ade Hartono mengatakan, pihaknya siap jika dipilih sebagai operator Pelabuhan Patimban. Apalagi jajaran direksi IPCC pun telah berkesempatan mengunjungi Pelabuhan Patimban untuk meninjau serta memetakan pola pengoperasian terminal kendaraan di tempat tersebut.

“Melalui surat dari IPCC, hal tersebut sebagai dukungan penuh bagi kami untuk ikut dalam lelang sebagai operator Patimban. Dengan pengalaman sebagai Car Terminal Operator kami siap bila ditunjuk untuk mengelola Terminal Kendaraan di Patimban,” kata Ade lewat keterangan resminya di Jakarta, Jumat (31/1).

Di tempat yang sama, Direktur Operasi dan Teknik IPCC Bunyamin Sukur mengatakan, di samping dokumen administrasi umum, pihaknya telah menyiapkan pengoperasian dan sistem yang akan dikembangkan di pelabuhan. Itu untuk mewujudkan “World Class Automotive Trade Facilitator” dan tentunya menyiapkan sistem operasional yang lebih efisien, lebih maju, dan lebih canggih.

Baca Juga :   Tak Mau Pimpin BUMN, Sandiaga Siap Beri Masukan ke Erick Thohir

“Dengan demikian, pekerjaan layanan bongkar muat kendaraan dapat lebih efektif dan tepat waktu. Pelabuhan Patimban merupakan tantangan sekaligus dapat menjadi komplimentari bagi IPCC,” kata Bunyamin.

Tujuan IPCC menjadi operator di Patimban untuk menggaet pangsa pasar baru kendaraan. Karena itu, kata Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Arif Isnawan, timnya membuat konsep kerja sama dengan mitra yang saling menguntungkan dan membuat pendekatan ke calon mitra potensial yang juga tertarik untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban.

Sementara, Direktur Keuangan dan SDM Sophia I Wattimena mengatakan, timnya sedang mengkaji potensi pengoperasian Pelabuhan Patimban. Ini akan menjadi dasar angka maksimal dalam mengajukan penawaran lelang. Kondisi arus kas perseroan, kata Sophia, cukup kuat untuk berinvestasi masuk sebagai operator Pelabuhan Patimban.

Investasi ini, lanjut Sophia, diharapkan dapat mengoptimalkan arus kas yang ada dan menghasilkan peningkatan kinerja yang optimal bagi perseroan.

Seperti diketahui, Tahap I pembangunan Pelabuhan Patimban diharapkan rampung Desember 2019. Kenyataannya mundur hingga 2020. Pembangunan Tahap I merupakan untuk Car Terminal dan Terminal Peti Kemas dengan kapasitas masing-masing 218 ribu kendaraan dan 250 ribu TEUS.

Baca Juga :   Indonesia-Malaysia Sinergi Lawan Diskriminasi EU soal Sawit

Sementara, akses jalan (non-tol) sekitar 8,2 kilometer direncanakan akan selesai pada bulan April 2020. Sedangkan untuk akses tol mungkin membutuhkan waktu sekitar 3 tahun. Dengan adanya akses jalan (non-tol) maupun tol ke Pelabuhan Patimban diharapkan dapat membantu mempercepat proses pembangunan Pelabuhan Patimban pada fase berikutnya.

Pelabuhan Patimban ini akan memiliki kapasitas sekitar 654 hektare dan 300 hektare akan digunakan untuk Terminal Peti Kemas dan Terminal Kendaraan dengan kapasitas total sekitar 600 ribu CBU untuk Terminal Kendaraan. Sementara 354 hektare akan digunakan untuk backup area, area pergudangan, perkantoran, pengelolaan serta area bisnis. Dengan pembagian lahan yang sedemikian rupa diharapkan nantinya Pelabuhan Patimban dapat menunjang kapasitas pelabuhan yang berskala internasional.

Leave a reply

Iconomics