Karena Covid-19, Daya Beli Turun, Perusahaan Startup Berupaya Bertahan

0
463
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Pandemi Covid-19 membawa dampak buruk bagi seluruh sektor perekonomian. Hampir tidak terkecuali. Namun, perusahaan rintisan berbasis digital justru berkembang di masa pandemi ini dan penerapan pembatasan aktivitas masyarakat.

Kecenderungan bekerja dari rumah, kata Presiden Komisaris SEA Group Indonesia Pandu Patria Sjahrir, mendorong percepatan masyarakat bertransisi hidup dari manual ke digital alias online. Padahal, dampak Covid-19 telah menyebabkan 2 juta orang kehilangan pekerjaan dan kehilangan sekitar US$ 333,4 miliar dari konsumsi masyarakat di Indonesia.

“Misalnya e-commerce Pak Rachmat (Kaimuddin, CEO Bukalapak) sangat positif dengan ini karena orang harus berbelanja bertransaksi dari rumah. Food delivery dan logistic kenaikan bisa 10%-15% per bulan. Delivery last mile bisa naik 30%. Remote working naik 80%, Tiktok naik 40%, dan bahkan Zoom bisa naik hingga 30 kali,” ujar Pandu saat menghadiri acara diskusi secara virtual, Jumat (12/6).

Di samping yang sudah disebutkan itu, Pandu juga menilai perusahaan media seperti Vidio mengalami kenaikan selama 3 bulan terakhir. Seperti halnya layanan telemedicine serta aplikasi kesehatan dan jasmani lainnya karena masyarakat telah takut atau dibatasi untuk beraktivitas di luar rumah.

Baca Juga :   Di Masa Sulit, Pemerintah Nilai Peran Media Massa Menjadi Penting

“Secara garis besar ada perubahan besar dari sisi fundamental karena harus tinggal di rumah,” kata Pandu.

Sementara itu, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menuturkan, pihaknya sangat bersyukur dengan berkembangnya fenomena social distancing, platform e-commerce seperti Bukalapak telah menjadi suatu infrastruktur yang fundamental dalam kehidupan masyarakat. Meski secara keseluruhan daya beli masyarakat turun, banyak yang telah melakukan shifting dalam bertransaksi dari manual ke online melalui platform Bukalapak.

Meski begitu, tidak berarti bisnis Bukalapak berjalan dengan mulus di masa pandemi ini. Kenaikan jumlah transaksi pada platform, kata Rachmat, tidak dirasakan seluruh pelapaknya, dan justru ada pelapak di platform yang mengalami penurunan signifikan.

Dalam situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian ini, kata Rachmat, akan lebih sulit bagi Bukalapak memperoleh tambahan likuiditas melalui fundraising. Karena itu, Bukalapak akan fokus mengevaluasi pengeluaran perusahaan dengan mempertahankan hal yang dinilai substansial bagi operasional perusahaan.

The most responsible thing to do is berhemat. Kita melihat spending apa yang essential buat operasi kita, itu kita yang pertahankan. Yang mungkin bisa ditunda atau dipotong kita lakukan penundaaan sampai ada clarity ke depan,” kata Rachmat.

Baca Juga :   Pegadaian Donasikan Ventilator ke RS Pertamina Jaya

 

Leave a reply

Iconomics