Kinerja Semester I Metrodata Masih Ditopang Unit Bisnis Distribusi

0
639

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mencatatkan kinerja positif pada semester I-2020. Metrodata membukukan laba bersih sebesar Rp156,0 miliar atau tumbuh 2,3% (YoY) dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 152,5 miliar.

Pendapatan MTDL di semester I-2020 mencapai Rp6,20 triliun atau naik 0,8% (YoY) dari periode yang sama pada tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp6,16 triliun.

“Kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari unit bisnis Distribusi yaitu sebesar 72%, diikuti oleh unit bisnis Solusi dan Konsultasi sebesar 28%,” kata Direktur MTDL Randy Kartadinata dalam siaran pers.

Randy mengatakan jika melihat kontribusi dari unit bisnis Solusi dan Konsultasi di masa pandemi ini, maka terjadi peningkatan dari 25% tahun lalu menjadi 28% di semester I -2020 ini sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan melakukan transformasi digital.

Ia mengungkapkan Perseroan mampu mengejar penjualan yang sempat tertinggal pada kuartal sebelumnya sejak dilonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah. Dengan dibukanya PSBB dan dimulainya masa transisi new normal di bulan Juni 2020 telah memberikan kesempatan Metrodata melakukan akselerasi ketertinggalan penjualan dua bulan sebelumnya, dan menghasilkan penjualan yang stabil dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga :   LM FEB UI: Performa Korporasi Semakin Optimistis di 2021

“Kami beruntung telah mempersiapkan diri untuk bekerja mobile sejak 10 tahun lalu di mana para tim sales kami sudah menerapkan mobile office. Kesiapan sistem TIK dan tenaga ahli Metrodata inilah yang menolong kami untuk selalu siap siaga menolong kebutuhan pelanggan di masa pandemi ini,” kata Direktur Utama MTDL Susanto Djaja dalam siaran pers.

Ia mengatakan perseroan dalam kondisi likuiditas sangat baik dengan posisi cash in bank mencapai Rp1,4 triliun berasal dari hasil collection yang efektif dimasa pandemi. Kondisi likuiditas tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana cash in bank hanya di kisaran Rp700 miliar.

Leave a reply

Iconomics