Persaingan Fintech Kian Ketat, Ini Strategi BRI Antisipasi Perkembangan Digital

0
1087
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Persaingan dalam ekosistem teknologi finansial (fintech) semakin marak. Sebab, pemainnya idak hanya melibatkan pemain tradisional seperti perbankan, tetapi juga bersaing dengan perusahaan teknologi raksasa seperti Google, Alibaba, dan Facebook.

Menghadapi tantangan tersebut, EvP Digital Center of Excellence PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Kaspar Situmorang menyebut, semua badan usaha termasuk perbankan harus mengantisipasi shifting yang terjadi.

“Kompetisi saat ini sudah mulai shifting dari yang tadinya bisnis fintech monoline multiplikasi ke multiline. Contohnya Gojek, dari tadinya hanya ride-hailing, jadi punya pembayaran, ini kita juga antisipasi,” kata Kaspar saat menghadiri acara diskusi secara daring yang digelar oleh Kementerian BUMN, Jumat (26/6).

Kaspar mengatakan, memasuki era digital, perusahaan tidak bisa lagi maju secara sendiri, namun harus berkolaborasi dengan ekosistem agar dapat maju bersama secara lebih cepat. Juga harus mulai berani mengeksplorasi memasuki ekosistem-ekosistem di luar dari core business perusahaan.

Karena itu, kata Kaspar, sejak 2017 Bank BRI telah menyiasati program transformasi digital berdasarkan 2 kerangka: eksploitasi dan eksplorasi. Soal eksploitasi, misalnya, perusahaan memanfaatkan digitalisasi untuk memperbaiki proses pada core business perusahaan. Di mana proses-proses toxic akan dibuang dan digantikan dengan proses digital yang lebih presisi, lebih baik dan jauh lebih produktif.

Baca Juga :   Siapkan SDM, Pertamina Bina Medika IHC Buka Lowongan Kerja

Kemudian dari segi eksplorasi, perusahaan menyiapkan teknologi yang memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan layanannya pada ekosistem baru di luar core business perusahaan. Melalui application programming interface (API), Bank BRI dapat mengintegrasikan layanannya dengan platform-platform lain dalam kurun waktu hanya 1 jam.

“Menggunakan API, kita mengintegrasikan dengan segala macam service, bisa e-commerce, ride hailing, dan pendidikan, kurang dari 1 jam. Dan uang yang lewat situ sudah puluhan triliun dan menghasilkan fee based income (FBI) hingga ratusan miliar,” kata Kaspar.

Berkat digitalisasi proses bisnis, kata Kaspar, produktivitas perusahaan dalam bidang penyaluran kredit pinjaman telah naik hingga 50%. Itu karena keberhasilan transformasi digital terhadap proses pengajuan hingga pencairan pinjaman yang sebelumnya membutuhkan 2 minggu (2017) kini menjadi 2 hari (2018) dan hanya menjadi 2 menit pada 2019.

Menurut Kaspar, transformasi digital pun telah membantu bank tumbuh di masa pandemi Covid-19 ini. Buktinya volume transaksi pembayaran digital dan juga penyaluran pinjaman secara digital masing-masing meningkat sebesar 30%.

 

Leave a reply

Iconomics