Pilpres Amerika Serikat Makin Dekat, Bagaimana Pengaruhnya ke Pasar Modal Indonesia?

1
192

Selain penemuan vaksin dan efektifitasnya, sentimen yang akan mempengaruhi pasar modal ke depan adalah pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat yang digelar pada 3 November mendatang.

Pilpres Amerika Serikat diikuti dua kandidat yaitu presiden petahana dari Partai Republik Donald Trump dan penantang dari Partai Demokrat Joe Biden.

Hans Kwee, analis pasar modal dan Direktur PT Anugerah Mega Investama mengatakan berdasarkan berbagai survei kemungkinan yang akan memenangkan pertarungan untuk merebut kursi presiden AS yang ke-46 tersebut adalah Joe Biden.

Menurut Hans, bila politikus Demokrat itu yang memenangkan pertarungan, yang akan terjadi adalah stimulus akan lebih besar. “Kalau stimulus akan lebih besar, dollar Amerika akan cenderung tertekan turun ke bawah,” ujarnya dalam seminar Outlook Investasi 2021 pada Capital Market Summit & Expo 2020, Kamis (22/10).

Bila dollar AS melemah, kemungkinan rupiah akan cenderung menguat, apalagi saat ini rupiah masih undervalue.

Kemudian Biden juga lebih pro pajak yang lebih tinggi. Bila pajak di Amerika naik, menurut Hans, valuasi saham Amerika akan lebih mahal, sehingga akan terjadi koreksi di pasar saham Amerika. Investor akan keluar dari pasar modal Amerika Serikat.

Baca Juga :   Praktisi PR Perempuan Harus Unggul untuk Bangun, Jaga dan Lindungi Reputasi Perusahaan

“Ini akan menyebabkan dana-dana tersebut akan bergerak keluar dari Amerika, bergerak keluar ke emerging market. Salah satunya ke Indonesia,” ujarnya.

“Jadi, [kalau] Biden menang ini sebenarnya cukup positif,” tambahnya.

Dalam hal politik luar negeri, Biden juga kemungkinan akan lebih lunak dan tidak melanjutkan perang dagang dengan negara lain. Bila itu yang dia lakukan, hal tersebut akan berdampak positif terhadap Tiongkok, Meksiko, Kanada, dan akan positif bagi dunia. Tetapi Biden kemungkinan akan sedikit berkonflik dengan Rusia karena dibandingkan Trump, Biden tak terlalu dekat dengan Rusia. “Ini akan mempengaruhi harga minyak yang mungkin akan lebih bergerak naik atas,” ujarnya.

Sebelumnya, Hou Wey Fook, Chief Investment Officer DBS Bank dalam analisisnya menyampaikan pemilihan Amerika Serikat berdampak netral terhadap aset-aset berisiko. Dari perspektif pasar keuangan, menurut DBS pemilu November mendatang tidak akan berdampak terhadap aset berisiko.

Bila Donlad Trump yang memenangkan pertarungan, aset berisiko mungkin mendapat manfaat dari pemotongan pajak lebih lanjut. Di sisi lain, gaya agresif Trump dalam kebijakan luar negeri akan mempengaruhi sentimen secara keseluruhan.

Baca Juga :   OJK Jaga Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Melewati Krisis

Sebaliknya, kemenangan Demokrat dalam pemilihan presiden, di sisi lain juga tidak berarti bencana karena aset berisiko secara historis mengalami penguatan selama masa kepresidenan Demokrat dalam periode 6, 12, dan 24 bulan. “Pemerintahan Biden kemungkinan akan mempertahankan sikap tegas namun lebih mudah diramalkan terhadap Tiongkok dan hal ini positif untuk sentimen pasar,” ujar Hou beberapa waktu lalu.

1 comment

Leave a reply

Iconomics