Saham Beri Imbal Hasil Negatif, Bitcoin Malah Sudah Naik 20% di Tahun Ini

0
92
Reporter: Petrus Dabu

Wabah Coronavirus (Covid-19) yang bermula dari Wuhan, China dan menyebar ke berbagai negara di dunia membuat pasar saham jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari awal tahun hingga Jumat (6/3) sudah turun 12,72%.

Coronavirus menganggu rantai pasok logistik global sehingga ada kekhawatiran terjadi krisis ekonomi. Karena itulah para pelaku pasar modal ramai-ramai menjual aset mereka dan beralih ke safe haven seperti emas. Harga emas batangan yang dijual Aneka Tambang (Antam) year to date hingga Minggu (8/3) sudah naik 10,5%.

Selain emas, beberapa tahun terakhir ini, cryptocurrency terutama Bitcoin (BTC) juga dianggap sebagai new class asset yang masuk kelompok safe haven. Malah dibandingkan emas, secara year to date hingga Minggu malam (8/9), BTC sudah memberikan imbal hasil sekitar 20,5%. Pada akhir tahun lalu, harga BTC masih berada di US$ 7.196,4. Pada Minggu malam, saat tulisan ini dibuat harga BTC berada di kisaran US$ 8.677,1.

Namun, sejak pertengahan Februari lalu, harga BTC cenderung berada di zona merah. Setelah mencapai harga tertinggi di US$ 10.482,6 pada 13 Februari lalu, harga BTC kembali turun ke level US$ 8.000.

Baca Juga :   Bagaimana Prospek Investasi Aset Kripto Tahun Ini?

Memang masih ada katalis positif yang menjadi penggerak harga BTC dalam beberapa bulan ke depan yaitu hajatan block halving. Halving adalah penguranga reward atau imbalan bagi para penambang Bitcoin. Pengurangan terjadi setiap 4 tahun sekali atau bila sudah mencapai 210.000 block. Secara historis, halving ini membuat harga BTC naik.

Pergerakan harga BTC

Namun, dalam jangka pendek, harga BTC masih dalam tren bearish. Ini seperti tergambar dari indikator MA-9 di mana harga berada di bawah garis MA. Dalam beberapa hari ke depan, diperkirakan harga BTC akan bergerak pada rentang support US$ 8.574 hingga US$ 7.985. Sedangkan resistance di kisaran US$ 8.823 hingga US$ 9.476.

Leave a reply

Iconomics