Selamatkan Bisnis di Masa New Normal, Ini Strategi yang Diterapkan AP I

0
164

Kendati traffic penerbangan di Juli 2020 ini mulai membaik, tetapi tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penumpang pesawat terbang. Pasalnya, masyarakat masih belum yakin bahwa bepergian menggunakan angkutan udara itu aman dari Covid-19.

Karena itu, kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, untuk bertahan di masa kenormalan baru dan pandemi Covid-19 ini, perseroan menetapkan 4 inisiatif. Pertama, mengidentifikasi risiko terhadap strategi dan keuangan perusahaan termasuk soal operasional.

“Kewajiban kami sebagai pelayan publik bisa melayani penerbangan dengan baik,” tutur Faik dalam sebuah diskusi virtual bertajuk Transportasi Publik dan Geliat Ekonomi pada Masa Pandemi, Rabu (22/7)

Kedua, kata Faik, membangun pusat pengendalian krisis. Itu sebabnya, AP I selama ini berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan termasuk pemerintah untuk monitoring demi pemenuhan Service Level Agreement (SLA).

Sebagai contoh, kata Faik, ketika pemerintah menghentikan penerbangan komersial beberapa waktu lalu, tapi bandara harus tetap beroperasional untuk mengangkut logistik dan pekerja migran. “Ini kami upayakan berjalan dengan baik walau tanpa ada pendapatan. Kami berupaya kurangi area operasi, jam operasi dan memastikan melayani penerbangan dengan baik,” kata Faik.

Baca Juga :   Pegadaian Raih Iconomics Corporate Branding PR Awards 2021

Selanjutnya, kata Faik, AP I juga menerapkan strategi bertahan untuk menyelamatkan bisnis. Untuk strategi ini fokus kepada arus kas (uang). Soalnya, selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) AP I bisa dibilang tanpa pendapatan namun haus tetap beroperasi.

Dalam hal ini ada 2 strategi sekaligus yang dilakukan AP I, kata Faik. Pertama, strategi revenue enhancement. Untuk startegi ini AP I melakukan banyak aktivitas peningkatan portofolio bisnis yang tidak ada hubungannya dengan mengangkut penumpang.

Dengan strategi ini pula, kata Faik, AP I pada akhirnya mengoperasionalkan satu pesawat frighter berjenis ATR 72-500 F khusus melayani angkutan barang. Ini merupakan kerja sama AP I dengan PT Pelita Air Service. “Kita terbang 9 kali per minggu, melayani rute-rute domestik,” kata Faik.

Kedua, AP I menerapkan strategi cost leadership. Menurut Faik, startegi berkaitan dengan pengurangan beban biaya operasional. Dari berbagai komponen biaya yang bisa dikurangi antara lain biaya non-esensial hingga 100%, biaya contributor hingga 85% dan mengurangi biaya keselamatan dan keamanan hingga 20%.

“Total biaya yang bisa dikurangi mencapai 32%. Penguatan ke depan menghadapi kenormalan baru ini, kami harap semua pemangku kepentingan kampanyekan bahwa angkutan udara itu aman dari Covid-19 karena penerapan protokol kesehatan yang ketat. Juga menerapkan teknologi digital,” kata Faik.

Leave a reply

Iconomics