Setelah di Bawah Level 14 Ribu, Rupiah Diperkirakan Masih Akan Menguat

0
541
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gubernur BI Perry Warjiyo:Ist

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat hingga ke level di bawah Rp 14.000 per dolar. Dan nilai tukar rupiah itu masih berpotensi menguat karena saat ini dinilai masih undervalued.

“Nilai tukar rupiah siang ini sudah tembus di bawah 14 ribu, di mana sekarang diperdagangkan bid offer bid-nya Rp 13.855 offer-nya Rp 13.960. Itu terus menunjukkan penguatan sejalan dengan pandangan kami bahwa nilai tukar bahkan untuk hari ini pun masih undervalue, sehingga ke depan masih berpotensi menguat,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat telekonferensi pers secara virtual, Jumat (5/6).

Perry mengatakan, ada beberapa indikator yang membuat nilai tukar rupiah terus menguat. Mulai dari tingkat inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan (CAD) yang rendah, perbedaan suku bunga surat utang yang dikeluarkan pemerintah atau luar negeri dan tingkat premi risiko atau credit default swap (CDS) yang telah menurun.

Dalam Survei Pemantauan Harga pekan pertama Juni, Perry mencatat inflasi pada bulan Juni masih akan rendah di kisaran 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) dan 1,81% secara tahunan (yoy). Soal defisit transaksi berjalan juga semakin mengecil dan sepanjang 2020, CAD diperkirakan lebih rendah 2% dari produk domestik bruto (PDB).

Baca Juga :   Traveloka Terimbas Corona, Inilah Pesan untuk Pelanggan

Selain itu, kata Perry, perbedaan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah saat ini masih pada tingkat yang sangat menarik bagi para investor asing. Adapun perbedaan antara suku bunga SBN bertenor 10 tahun dengan suku bunga US Treasury Bonds bertenor 10 tahun sebesar 6,2%.

Kemudian dari indikator premi risiko atau CDS, kata Perry, saat ini telah mencapai tingkat 126, turun dari tingkat sebelumnya yang mencapai 245. Namun tingkat CDS saat ini masih bisa turun lagi, sebab sebelum masa pandemi, angka tersebut berada di level 66.

“Dengan premi risiko yang lebih rendah akan mendukung nilai tukar yang menguat kedepan potensi itu ada,” katanya.

 

 

Leave a reply

Iconomics