Sewa Rig Menjanjikan, Ginting Jaya Energi Pede Sedot Investor

0
1147

PT Ginting Jaya Energi Tbk akan melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Tingginya investasi di bisnis yang digeluti perusahaan ini, yakni jasa penyewaan rig untuk kerja ulang dan perawatan sumur existing minyak, tidak bisa hanya mengandalkan adanya pembiayaan dari bank, tapi butuh sokongan dari pasar modal.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) KLS Kapital Reagy Sukmana, sektor ini tidak dapat mengandalkan pembiayaan dari dunia perbankan karena nilai investasinya yang tinggi sehingga memiliki ruang gerak terbatas.

“Sumber pendanaan yang lebih luas jangkauannya ada di pasar modal, sehingga tepat jika Ginting Jaya Energi Tbk menawarkan sahamnya ke publik,” kata Reagy dalam siaran pers, Minggu (20/10/2019).

Ia mengatakan potensi industri workover well servicemencapai Rp23 triliun per tahun dan berkontribusi hingga 90% dari produksi minyak nasional. Adapun perbankan memiliki keterbatasan, seperti hanya dapat mengawal 2 tahun based on contract sedangkan impact bisnis ini di tahun ketiga baru tercipta free cash flow.

Baca Juga :   Ada Kolaborasi dengan Ultra Voucher, Saham Rakyat Targetkan Pengguna Aktif Menjadi 100.000

CEO Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat mengatakan pasar saham Indonesia saat ini dalam kondisi bagus. Kondisi tersebut tercermin dari animo perusahaan yang IPO semakin besar selama 3 tahun terakhir.

“Kami mengambil kesempatan ini dan menjadi perusahaan swasta Palembang pertama yang akan IPO, karena kami percaya perusahaan kami memiliki prospek yang baik untuk para investor di pasar saham Indonesia,” kata Jimmy dalam siaran pers.

Jimmy mengatakan industri Workover Well Service (WOWS) tidak terpengaruh dengan fluktuasi harga minyak, Ia mengatakan pihaknya bukan perusahaan drilling, tapi perusahaan jasa penyewaan rig. Industri ini tak terpengaruh dapat dilihat dari konsistensi pertumbuhan omset ditengah fluktuasi harga minyak dunia.

Adapun tantangan industri WOWS ini memiliki high barrier pendanaan yang besar. Ia optimistis jika pendanaan terselesaikan, maka target lifting minyak bisa dipenuhi oleh workover well service. Saat ini pihaknya terpaksa tak dapat memenuhi beberapa kontrak dari Pertamina karena keterbatasan jumlah rig yang dimiliki.

Dalam siaran pers, perusahaan ini mengklaim saham berkode WOWS ini berpotensi kuat diminati investor mengingat industri ini return of investment (ROI) cukup tinggi, profit margin yang besar dan EBITDA hingga 60%, sehingga dapat dikategorikan saham defensive. 

Leave a reply

Iconomics