Transaksi Pasar Fisik Timah Batangan Kembali Rebound Pada Mei 2020

0
555
Reporter: Petrus Dabu

Timah batangan

Setelah mengalami penurunan pada Maret dan April, transaksi pasar fisik timah batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI kembali rebound pada Mei 2020.

“Untuk transaksi timah batangan itu terjadi penurunan di Maret dan April, tetapi di bulan Mei sudah kembali merangkak naik dan mudah-mudahan ini juga bisa terus merangkak naik,” ujar Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) saat acara ‘Ngopi Virtual” bersama media, Senin (8/6).

Ada pun volume transaksi pasar fisik timah batangan di BBJ yang dikliringkan di KBI pada Mei 2020 sebesar 886 lot, naik 5,48% dibanding 840 lot pada April 2020. Secara akumulatif, total transaksi pasar fisik timah batangan Januari-Mei 2020 sebesar 5.858 lot.

Volume transaksi pasar fisik timah batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI/sumber: KBI

Sejak diluncurkan pertama kali pada Agustus tahun 2019 lalu, pasar fisik timah di Bursa Berjangka Jakarta cukup menarik perhatian para pelaku pasar. Total transaksi yang terjadi dari Agustus sampai dengan Desember 2019 sebanyak 5.436 lot dalam 27.183 ton, dengan total nilai transaksi sebesar  US$ 448.740.124.

Baca Juga :   Kliring Berjangka Indonesia dan Pegadaian Bersinergi dalam Perdagangan Pasar Fisik Emas Digital

Sebelumnya, Fajar menjelaskan wabah corona di China cukup berpengaruh ke ekonomi global sehingga berpengaruh ke permintaan timah batangan di pasar dunia, termasuk yang ada di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).

Selain faktor menurunnya permintaan dari China, faktor penyebaran wabah corona ke kawasan Eropa dan Amerika, serta pergerakkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, juga turut memberikan pengaruh terhadap pasar fisik timah batangan di BBJ.

Wabah corona yang terjadi di China, hal ini cukup memberikan dampak terhadap pasar fisik timah batangan karena permintaan timah batangan dari negeri tirai bambu ini merupakan permintaan terbesar di seluruh dunia.

“Timah batangan merupakan komoditas global, dan akan banyak terpengaruh oleh situasi ekonomi global. Ketika ekonomi dunia mengalami kontraksi,  hal itu akan sangat memberikan pengaruh terhadap  permintaan timah batangan dunia. Wajar kalau saat ini ekonomi dunia terkoreksi, transaksi di pasar fisik di BBJ juga mengalami kontraksi,” ujar Fajar.

Fajar optimis transaksi pasar fisik timah batangan di BBJ akan terus mengalami kenaikan ke depannya seiring dengan pemulihan ekonomi dunia setelah dilanda Covid-19.

Leave a reply

Iconomics