2021 Jadi Tahun Kebangkitan, Berikut Perubahan Perilaku Konsumen yang Layak Dicermati Pelaku Bisnis

0
5383

Tahun 2021 diharapkan menjadi tahun kebangkitan setelah selama 2020 ini menghadapi tantangan yang berat akibat pandemi Covid-19. Selama tahun ini, mayoritas pelaku bisnis mengalami penurunan omzet yang tajam.

Yuswohady, Program Manager Indonesia Industry Outlook mengatakan hanya ada satu pilihan untuk tahun 2021, tumbuh kembali (grow) atau kolaps (die). Agar bisa tumbuh kembali pada tahun depan, menurutnya, pelaku bisnis mesti mengetahui dan memahami perubahan pola perilaku konsumen. Sebab, penggerak dari keseluruhan industri atau ekonomi itu adalah pelakunya atau konsumennya. “Ketika konsumennya banyak berubah maka otomatis semua lanskap industri itu akan berubah,” ujarnya saat konferensi pers publikasi pra-rilis riset Consumer Megashift Post Covid-19.

Riset ini sendiri dilakukan oleh Inventure pada Agustus-September terhadap 1.121 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Yuswo menjelaskan riset ini memotret perilaku konsumen 6 bulan setelah vaksin diproduksi dan didistribusikan. Asumsinya, bulan Februari atau Maret 2020, Biofarma akan mengeluarkan atau mendistribusikan vaksin.

“Dalam riset ini saya tekankan di situ, pertanyaan ke konsumen adalah kondisi enam bulan setelah vaksin itu diproduksi dan didistribusikan,” ujar Yuswo.

Baca Juga :   INDEF Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan Pertama 2021 Masih Alami Kontraksi

Yuswo mengungkapkan dari riset ini,  67,6% responden mengatakan bahwa pendapatan mereka berkurang selama pandemi. Namun di sisi yang lain 35,3% mengatakan pengeluaran mereka justru meningkat.

Menariknya, kalau di awal-awal pandemi lalu jumlah tabungan masyarakat cenderung meningkat sebagai dana cadangan menghadapi ketidakmenentuan akibat krisis pandemi, maka kini 57,6% responden mengakui jumlah tabungannya menurun dan 48,6% mengatakan investasinya menurun.

“Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh krisis pandemi di akhir tahun 2020 ini semakin dalam dan dirasakan masyarakat,” ujar Yuswohady yang juga sebagai Managing Partner Inventure.

Meskipun pendapatan masyarakat Indonesia mengalami penurunan namun menariknya rasa optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi mengalami peningkatan. Dari 1.121 responden, sebesar 47,2% menyatakan optimistis pandemi Covid-19 berakhir di akhir tahun 2020. Sedangkan sebesar 51,4% mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir tahun 2021.

Tren ke pembayaran digital

Pertumbuhan digital payment di masa pasca-pandemi diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan. Pandemi Covid-19 mendorong pembayaran secara cashless, cardless dan contactless menjadi prioritas konsumen saat bertransaksi.

Baca Juga :   BKF: Industri Pengolahan dan Perdagangan Berkontribusi Besar pada Pertumbuhan Ekonomi 2021

Yuswo mengatakan dari 629 responden sebesar 63,5% mengatakan setuju (menggunakan digital payment) sedangkan sebesar 36,5% mengatakan tidak setuju. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa digital payment akan menjadi cara baru saat bertransaksi di era post-Covid-19. “Di tahun 2021, adopsi konsumen terhadap digital payment akan mengalami fase kritikal dimana cara transaksi baru ini bakal menjadi mainstream di area urban,” ujar Yuswo.

Halaman Berikutnya
1 2 3

Leave a reply

Iconomics