BPS: Dampak Covid-19 ke Sektor Pariwisata Sangat-sangat Besar

0
1383
Reporter: Petrus Dabu

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sektor pariwisata sangat terpukul oleh Covid-19. Meski bencana global ini baru terjadi di Indonesia pada Maret 2020, tetapi sektor pariwisata sudah merasakan imbas sejak Februari 2020.

Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan tingkat penghunian kamar hotel bintang yang mengalami penurunan pada Februari, Maret dan April.

“Dampak Covid-19 ke pariwisata sangat-sangat besar dan kita perlu berhati-hati karena ini nanti akan berdampak ke sektor pendukungnya, baik tingkat hunian kamar, sektor transportasi, industri ekonomi kreatif, perdagangan dan seterusnya,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (2/6).

Tren Kunjungan Wisman/BPS

Jumlah kunjungan wisman pada April 2020 hanya 160.042 kunjungan, turun 66,02% dibandingkan Maret 2020 dan turun 87,44% dibandingkan April 2019.

Penurunan ini terjadi di hampir semua pintu masuk utama. Bandara Soekarno Hatta turun 99,79% (yoy), Ngurah Rai turun 99,94% (yoy) dan Bandara Juanda turun 99,89% (yoy).

Wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui jalur laut dan darat juga turun tajam. Jalur laut di Batam misalnya turun 99,27% (yoy), Tanjung Uban dan Tanjung Pinang masing-masing turun 100% (yoy).

Baca Juga :   Pelaku Usaha Pariwisata Diminta Ikuti Protokol New Normal dari Kemenparekraf

“Kalau kita lihat komposisi jumlah wisman menurut kebangsaan berubah total dibandingkan komposisi pada tahun lalu. Bisa dilihat di sana dari 160.000 wisatawan manca negara pada April ini, 52% dari Timor Leste dan 39% dari Malaysia. Sementara negara lain sangat-sangat tipis sekali,” ujar Suhariyanto.

Secara kumulatif, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Januari-April 2020 sebanyak 2,77 juta, turun 45,01% dibanding 5,03 juta pada Januari-April 2019 lalu. “Penurunan tidak terlalu tajam karena masih tertolong jumlah wisman pada posisi Januari,” ujar Suhariyanto.

Turunnya jumlah kunjungan wisman ini berimbas pada sektor perhotelan, meskipun tingkat penghunian kamar hotel tidak hanya untuk wisman tetapi juga untuk wisatawan nusantara.

Tren Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Indonesia/BPS

Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang pada April 2020 hanya 12,67%. Bali yang merupakan daerah tujuan utama wistawan, TPK pada April 2020 hanya 3,22% dan DKI Jakarta 19,84%.

“Tingkat penghunian kamar ini kalau kita bandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu berarti ada penurunan sebesar 41,23 poin, jadi sangat dalam sekali,” ujar Suhariyanto.

Leave a reply

Iconomics