Garuda Indonesia Tetap Terbang dan Optimistis

0
962

CEO Garuda Indonesia Irfan Setiaputra:Ist

Maskapai penerbangan di seluruh dunia menghadapi situasi yang sulit akibat pandemi Covid-19. Tak terkecuali maskapai Garuda Indonesia. Jumlah penumpang merosot drastis. Begitu pun sejumlah momentum untuk meningkatkan revenue telah hilang, seperti saat mudik yang biasanya membludak (peak season) dan haji/umroh.

Tak heran pesawat tidak optimal beroperasi. Ditaksir 70% pesawat di-grounded, dan karyawan, termasuk pilot dirumahkan sementara.

Kendati berada di tengah situasi sulit, Garuda Indonesia terus berbenah diri. Ada sejumlah langkah yang dilakukan. Pertama, intensif melakukan riset kepada customer. “Karena kami harus melakukan apa yang disebut understanding the customer,” kata CEO Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam acara webinar Indonesia Brand Forum 2020.

Dari sana, katanya, ditemukan sejumlah insight, diantaranya customer menomorsatukan keamanan dan kenyamanan, di atas harga dan skedul, juga fasilitas dalam pesawat.

Langkah kedua, dia melanjutkan, berangkat dari temuan-temuan tersebut, Garuda Indonesia berupaya win back the customer dengan brand campaign yang menyatakan bahwa terbang dengan Garuda sangatlah aman dan nyaman.

Baca Juga :   Optimalkan Layanan Digital, Pegadaian Hadirkan Gadai dari Rumah

“Intinya, tak perlu khawatir karena kami sangat memperhatikan protokol kesehatan berkoordinasi dengan pengelola bandara. Persepsi brand Garuda sangat kuat di sini,” Irfan menambahkan. Dia juga mengungkap bahwa hakikat industri penerbangan adalah “industri kebahagiaan,” kata Irfan. Jadi, penumpang yang masuk harus merasa nyaman dan aman, sekalipun diberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Dan itulah yang dijaga Garuda.

Langkah ketiga adalah mengupayakan penambahan revenue dengan memaksimalkan alat produksi (pesawat). Konkritnya dengan menempatkan kargo di kursi penumpang. Hal ini pun sudah disetujui pihak pemerintah.

“Intinya kami melakukan adjustment agar bisnis tetap berjalan,” kata Irfan. Lewat langkah menempatkan kargo, itu artinya Garuda melakukan penyesuaian dengan masuk ke ekosistem logistik, bukan semata ekosistem turisme atau travelling seperti kesan selama ini.

Sekalipun para analis penerbangan memperkirakan industri penerbangan di seluruh dunia baru akan pulih pada 2022, Irfan memaparkan bahwa perusahaan maskapai tak bisa mengeluhkan keadaan. Langkah-langkah yang dilakukan di atas, kata Irfan, merupakan bagian dari upaya manajemen Garuda untuk terus bersiasat.

Baca Juga :   Anggota Komisi VI Ini dan Erick Thohir Apresiasi Kinerja Keuangan Positif BRI

“Saya tetap optimistis Garuda akan bangkit. Yang perlu dicatat, hingga sekarang Garuda tetap terbang! Dan hingga sekarang terus menunjukkan peningkatan. Salah satu yang juga menjadi alasan optimisme adalah lewat survei internal, kami juga menemukan brand kami, aset kami, ternyata tetap diapresiasi dan membuat customer bangga. Ini yang akan terus kami jaga dan kampanyekan,” ujar Irfan menutup sesi webinar.

Leave a reply

Iconomics