Kadin: Inovasi dan Teknologi Kunci Menjadi Negara Maju

0
810
Reporter: Bagas Rizkinanda

Untuk mencapai negara maju, banyak hal yang harus ditempuh. Inovasi menjadi salah satu kunci untuk mencapai sebuah negara dengan pendapatan tinggi alias negara maju. Akan sulit mencapai level itu tanpa mengembangkan inovasi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek Ilham Habibie mengatakan, masyarakat kita masih takut untuk mengembangkan produk dalam negeri. Padahal, Indonesia disokong pengusaha-pengusaha hebat yang kaya akan ide-ide segar.

“Untuk menjadi negara maju, banyak hal yang harus dilakukan, khususnya mengenai peningkatan inovasi. Saya kira kita sepakat bahwa jika ekonomi kita ingin meraih level high income country harus menguasai inovasi, baik secara budaya maupun proses,” kata Ilham beberapa waktu lalu.

Dikatakan Ilham, stagnasi riset dan inovasi di Indonesia disebabkan oleh status Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam. Ada semacam “kutukan” negara yang kaya dengan sumber daya alam perkembangan teknologi dan inovasinya agak lambat.

Akan tetapi, berkebalikan dengan negara-negara lain yang miskin dengan sumber daya alam. Semisal, Korea dan Jepang. Kedua negara ini sama sekali tak punya pilihan. Untuk berkembang kedua negara ini harus mengandalkan nilai tambah yang dibangun secara swadaya.

Baca Juga :   Kontraksi Ekonomi Dinilai Mengecil Sejalan dengan Pemulihan di Akhir 2020

Posisi Jepang dan Korea bisa menjadi saat ini karena riset dan inovasi yang mendorong industri mereka berkembang. Juga karena dukungan bangsanya yang menggunakan produk dalam negerinya.

“Bangsa Korea Selatan menggunakan mobil-mobil Korea Selatan. Jadi dukungan bangsa ke produk produk mereka sendiri sangat luar biasa,” kata Ilham.

Berkaitan dengan riset ini, Ilham merujuk kepada data statistik alokasi anggaran riset Korea Selatan yang melebihi Indonesia. Dengan perbedaan anggaran itu, maka jelas berpengaruh signifikan dalam mengembangkan teknologi. Anggaran riset Korea Selatan mencapai 4,62% dari PDB.

“Anggaran riset Indonesia baru mencapai 0,3% dari PDB. Sekitar 4% PDB dari Korea Selatan mereka keluarkan untuk penelitan dan pengembangan. Angka ini sangat tinggi dan selalu bersaing dengan Israel,” kata Ilham.

Lebih jauh, Ilham mengatakan, pihaknya berharap para pelaku industri dan pengguna teknologi digital juga wajib memahami dan menghadapi era industri 4.0. Apalagi ekonomi di masa mendatang harus bergantung kepada inovasi untuk menciptakan daya saing tinggi serta mengerti dan menguasai teknologi untuk menciptakan konsumen yang pintar.

Baca Juga :   100 Hari Jokowi tanpa Akselerasi dan Industri Manufaktur yang Menurun

“Mengerti tidak harus jadi pakar, tapi apa artinya literasi teknologi? Ya kita harus paham apa itu programming, coding, dan konsep-konsep teknologi lainnya, setidaknya kita harus tahu konsep dasar teknologi,” kata Ilham.

Leave a reply

Iconomics