Mal Merugi Rp 9,8 T Selama 2 Bulan Terakhir

0
106
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebutkan kerugian yang ditanggung pusat perbelanjaan atau mal di seluruh Indonesia mencapai Rp 9,8 triliun selama 2 bulan terakhir. Dengan kata lain, pusat perbelanjaan atau mal menanggung kerugian sekitar Rp 4,9 triliun per bulan karena tutup akibat pandemi Covid-19.

Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan mengatakan, dari 326 mal yang merupakan anggota asosiasi, sekitar 170 mal yang telah tutup selama 2 bulan terakhir karena kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) di beberapa daerah sebagai upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19. Dampaknya sekitar 50% dari jumlah total karyawan mal yaitu 370 ribu harus dirumahkan.

Akan tetapi, Stefanus belum mendengar telah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan oleh pengelola mal. Bahkan sebagian dari karyawan yang dirumahkan tetap menerima gaji, walau gaji yang diterima sebagian karyawan itu tidak penuh.

Menurut Steven, pengelola mal enggan melakukan PHK dalam kondisi saat ini karena 2 hal. Pertama, biaya pesangon untuk melakukan PHK sangat tinggi, apalagi bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan selama bertahun-tahun.

Baca Juga :   KKP Diminta Berkomitmen Laksanakan Program yang Bersentuhan dengan Masyarakat

“Kemudian, orang yang kerja di shopping center skill-nya harus tertentu. Skill-nya susah jadi kita pertahankan mereka supaya tidak kehilangan mereka. Harus dipertahankan supaya saat buka, kita gampang. Kalau tidak akan susah,” kata Stefanus saat telekonferensi secara virtual, Rabu (27/5).

Karena itu, kata Stefanus, semoga mal bisa beroperasi kembali secepatnya untuk mengembalikan cashflow dan dapat mempertahankan karyawan mal serta menghidupkan toko retail di mana 80% merupakan usaha kecil, menengah (UKM). Dan kemungkinan pengusaha mal tidak mungkin meraup laba dalam jumlah besar ketika mal diizinkan kembali beroperasi.

“Setidaknya ada perputaran di situ dan lama-lama mulai naik. Kalau kita mulainya 10 bulan lagi, ya 10 bulan nanti juga makin parah lagi, daya belinya makin kecil lagi kan. Akan semakin sulit untuk recovery,” katanya.

 

Leave a reply

Iconomics