Pemerintah akan Buka Sawah Baru 255 Ribu Hektar di Kalteng

0
496

Rapat Terbatas tentang Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok, di Jakarta, Rabu (13:05:2020)

Pemerintah berencana untuk membuka lahan persawahan baru. Langkah tersebut sebagai respons untuk mengantisipasi peringatan dari Food and Agriculture Organization (FAO) tentang kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi Covid-19.

Pemerintah akan melakukan studi di wilayah yang sudah ditentukan dalam waktu 3 minggu ke depan. Adapun luas lahan sawah yang berpotensi dikembangkan kira-kira lebih dari 255 ribu hektar (ha) yang berada di Kalimantan Tengah.

“Namun, fokus dalam 3 minggu ke depan adalah lahan sebesar 164.598 ha, yang mana dari jumlah tersebut yang sudah punya jaringan irigasi adalah sebesar 85.456 ha, dan ada sekitar 57.195 ha yang sudah dilakukan penanaman padi selama ini oleh keluarga transmigran di sana, dan juga ada potensi ekstensifikasi sebesar 79.142 ha,” papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers usai Rapat Terbatas tentang Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok, di Jakarta, kemarin (13/05/2020).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menambahkan bahwa pihaknya sudah siap untuk menjalankan proses kajian selama 3 minggu ke depan itu. Setelah dikaji, Kementerian Pertanian (Kementan) pun sudah siap menangani pengembangan lahan tersebut, khususnya lahan rawan gambut seluas 164 ribu ha.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Ekonomi Digital Sebagai Buffer dan Akselerator Pertumbuhan Ekonomi

Tahap pertama di 2020, Menteri Pertanian mengatakan akan berkonsentrasi pada (lahan seluas) 164 ribu ha dulu, karena penanganan di lahan rawa itu dibutuhkan extra power. Ini tidak seperti lahan sawah di Jawa atau dataran rendah/gunung. Hal ini dilakukan sambil menunggu pematangan lahan yang sebesar 250-300 ribu ha yang masih berpotensi untuk dikembangkan.

“Belajar dari kegagalan yang lalu adalah kita kekurangan petani di situ, sehingga setelah selesai serbuan tanah, satu musim ditinggalkan oleh petaninya, jadi lahan itu tertinggal lagi,” kata Menteri Pertanian.

Leave a reply

Iconomics