Seperti Apa Landskap Industri Pariwisata pada Tahun 2021 Setelah Alami Keterpurukan pada Tahun Ini?

1
3424
Reporter: Petrus Dabu

Tahun 2020 ini menjadi tahun yang sangat berat bagi hampir semua industri, termasuk sektor pariwisata. Yuswohady, Managing Partner Inventure mengatakan setelah mengalami ‘lose’ di tahun 2020 ini, tahun depan para pelaku industri pariwisata harus ‘becoming win back’.

Yuswo mengatakan  secara global selama pandemi Covid-19, kedatangan turis global mengalami penurunan drastis yaitu sebesar 58% hingga 78% atau 847 juta hingga 1,14 miliar. Tingkat kedatangan wisatawan yang menurun itu mengakibatkan penurunan tingkat penerimaan pariwisata internasional dari US$874 miliar menjadi US$1,18 miliar.

Di Indonesia sendiri hingga Juli kunjungan wisman turun 89,12% year on year. Menurutnya, selama dua hingga tiga tahun ke depan jumlah kunjugan wisman ke Indonesia masih berat karena travel ban dari sekitar 60 negara baru-baru ini.

Makanya menurut Yuswo, Indonesia perlu melakukan rebranding. Dan rebranding ini ditentukan oleh kesuksesan Indonesia mengatasi pandemi Covid-19. Bila Indonesia tidak sukses, maka trade, tourism dan investment sulit masuk ke Indonesia.

Tingkat okupansi hotel di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari 56,73% menjadi 28,07% selama periode Juli 2019 – Juli 2020 atau turun sebesar 28,66 poin. Penurunan tertinggi pada destinasi wisata Bali sebesar 59,15 poin, Sulawesi Utara (Manado) sebesar 41,13 poin dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 40,03 poin.

Baca Juga :   Stimulus Tahap I karena Virus Corona Tak Berdampak ke Pariwisata

Bila tahun 2020 ini menjadi tahun lose bagi para pelaku industri termasuk industri pariwista, ada harapan untuk bangkit menjadi pemenang di tahun 2021. Vaksin yang diharapkan tersedia pada Feburari-Maret 2021 menjadi katalis yang membangkitkan sentiment konsumen untuk kembali percaya diri (confident) untuk berlibur atau bepergian terutama di destinasi wisata domestik.

Selain vaksin, hal lainnya yang membangkitkan harapan di tahun 2021 adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi dari berbagai lembaga internasional yang meramalkan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 4% hingga 5% tahun depan. Namun, sekali lagi, tingkat pertumbuhan ini juga tergantung dari seberapa mujarab vaksin yang dihasilkan, apakah bisa memproteksi permanen atau hanya beberapa saat saja.

Pasca keterpukuran di tahun 2020 ini dan adanya harapan di tahun 2021, seperti apa landscape industri pariwisata tahun depan?

Landscape industri pariwisata pada tahun 2021/Inventure

Secara ringkas Yuswo menggambarkannya dalam satu bagan yang merupakan rangkuman dari hasil studi yang dilakukan tim Inventure selama beberapa bulan terakhir baik dari data primer (hasil survei sediri) maupun dari data sekunder.

Baca Juga :   Pelni Sebut Dua Programnya untuk Dukung Pariwisata Mendapat Respons Positif

Bagan ini merupakan sebuh lingkaran yang terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama yaitu outer circle atau lingkaran luar yang menggambarkan perubahan (changes) yang terjadi pada lingkungan makro seperti regulasi pemerintah, politik, teknologi, sosial budaya dan sebaginya.

Kemudian kedua adalah mid circle yang menggambarkan perubahan prilaku konsumen setelah mengalami pandemi Covid-19. Dan bagian paling dalam adalah inner-circle yang menggambarkan gerak pemain atau pelaku industri.

“Simpelnya yang paling atas adalah perubahan landscape yang makro, kemudian perubahan prilaku konsumen, dan kemudian yang paling dalam adalah gerak pada pemain  di travel, airline, hotel, dalam merespons perubahan yang terjadi,” ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (25/9).

 

1 comment

Leave a reply

Iconomics