The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi

0
423
Reporter: Antara

Federal Reserve AS memangkas suku bunga acuannya menjadi mendekati nol pada Minggu (15/03/2002). The Fed juga akan meningkatkan kepemilikan obligasi sedikitnya US$700 miliar  di tengah meningkatnya kekhawatiran atas wabah virus corona.

“Wabah virus corona telah merugikan masyarakat dan mengganggu kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat,” kata The Fed pada Minggu sore dalam sebuah pernyataan.

Bank Sentral mencatat bahwa efek virus corona akan “membebani” aktivitas ekonomi AS dalam waktu dekat dan menimbulkan risiko terhadap prospek ekonomi. Oleh karena itu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite pembuat kebijakan Fed, memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga dana federal menjadi 0-0,25%.

“Komite mengharapkan untuk mempertahankan kisaran target ini sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati peristiwa-peristiwa baru-baru ini dan berada di jalur untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan tujuan stabilitas harga,” kata The Fed.

The Fed juga mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan kepemilikan surat utang pemerintah sedikitnya US$500 miliar dan kepemilikan mortgage-backed securities (efek yang dibuat dengan men-sekuritisasi aset piutang KPR) sekurang-kurangnya US$200 miliar selama beberapa bulan mendatang.

Baca Juga :   OJK Nilai Industri Pembiayaan Akan Lesu karena Virus Corona

“Federal Reserve siap untuk menggunakan berbagai alat untuk mendukung aliran kredit ke rumah tangga dan bisnis dan dengan demikian meningkatkan lapangan kerja maksimum dan tujuan stabilitas harga,” kata bank sentral.

Pemangkasan kali ini dilakukan kurang dari 2 minggu setelah The Fed memangkas suku bunga. Ini juga menandai pemangkasan suku bunga darurat kedua Fed yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak krisis keuangan 2008, karena bank sentral dijadwalkan akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada Selasa (17/03/2020) dan Rabu (18/03/2020).

Diane Swonk, kepala ekonom di Grant Thornton mengatakan tindakan terbaru The Fed “sangat penting” dan akan membantu meringankan kondisi pasar kredit.

“Kuncinya adalah menjaga agar perusahaan dan konsumen yang terpukul oleh krisis kesehatan mampu membayar utang yang terdampak #COVID19,” cuit Swonk, Minggu (15/3). “Ini bukan krisis perbankan – ini adalah krisis kesehatan yang dapat kita cegah agar tidak menjadi krisis keuangan.”

Amerika Serikat melaporkan 3.244 kasus COVID 19 pada Minggu (15/03/2020) sore dengan setidaknya 62 kematian, menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins.

Baca Juga :   Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia: Layanan Berjalan Meski Beroperasi Terbatas

Ekonom memprediksi bahwa ekonomi AS akan berkontraksi pada kuartal kedua di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari penyebaran global virus corona.

Sekitar 55 ekonom bisnis dan akademis yang baru-baru ini disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan, rata-rata, produk domestik bruto (PDB) AS akan berkontraksi pada tingkat tahunan 0,1 persen pada kuartal kedua karena epidemi.

Itu adalah tingkat penurunan besar dari perkiraan pada Februari, ketika para ekonom itu memperkirakan pertumbuhan PDB AS sebesar 1,9 persen dari April hingga Juni, jajak pendapat menunjukkan.

Ekonom Mood’s Analytics Ryan Sweet mengatakan jalan yang dihadapi ekonomi AS turun bisa “lebih gelap” dari perkiraan awal mereka karena virus corona dan ketidakpastian seputar respons kebijakan fiskal.

“Dalam skenario pandemi kami, ekonomi AS mengalami kontraksi di semua empat kuartal 2020, dengan PDB riil turun sekitar 1,5 poin persentase dan tingkat pengangguran naik 175 basis poin,” tulis Sweet pada Kamis dalam sebuah laporan.

The Fed pada Minggu (15/03/2020) juga mengumumkan serangkaian langkah untuk meningkatkan pinjaman, termasuk dengan menurunkan suku bunga yang dibebankan kepada bank untuk pinjaman darurat jangka pendek dari jendela diskon menjadi 0,25% dari 1,75%.

Baca Juga :   Ini yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memutuskan Lockdown

Dalam langkah terkoordinasi global oleh bank-bank sentral utama, The Fed mengatakan Minggu (15/03/2020) dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa Bank Sentral Kanada, Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Jepang, Bank Sentral Eropa, Federal Reserve, dan Bank Sentral Swiss mengambil tindakan untuk meningkatkan likuiditas dolar AS di seluruh dunia melalui pengaturan jalur swap dolar yang ada.

Leave a reply

Iconomics