Tiga Isu Utama Migas di Indonesia

0
549

Segenap pemangku kepentingan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) sepakat mendorong efisiensi di berbagai lini. Hal ini sebagai upaya meningkatkan daya saing dan keekonomian industri migas nasional demi peningkatan eksplorasi dan optimasi produksi untuk ketahanan energi di masa mendatang.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menekankan bahwa upaya menuju produksi 1 juta barel per hari merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Sekarang dengan target liftingpemerintah 775.000 bph, kami harapkan tahun depan tidak ada penurunan target, sehingga tetap sama seperti tahun ini. Ini menjadi tantangan bagi kami,” kata Dwi Soetjipto di Jakarta Convention Centre, Jumat (6/9/2019).

Beberapa hal yang telah dan akan dikerjakan Kementerian ESDM dan jajarannya, antara lain menerbitkan beleid keterbukaan data untuk mengoptimalkan produksi dan mengimplementasikan semua rencana kerja secepat mungkin, melakukan transformasi dari cadangan menjadi produksi serta berupaya aktif mempercepat segala macam pembahasan, penerapan teknologi EOR, dan terakhir mendorong eksplorasi. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia sudah menawarkan 10 potensi cadangan migas dan berharap stakeholders dapat bergabung menggarap open area ini.

Baca Juga :   Kado Jokowi untuk Tahun Baru, Tarif Listrik Kuartal I-2024 Naik atau Tetap?

“Kita membutuhkan banyak investasi, untuk mendorong efisiensi dan mengoptimalkan produksi. Selain itu kita juga berupaya menghadirkan stabilitas investasi dan terus membangun komunikasi yang lebih baik, kalau ada yang menghalangi proses ini, sampaikan kepada kami,” kata Dwi.

Dengan mengidentifikasi 10 area eksplorasi, kami optimis dapat mendorong mendapatkan cadangan migas ke depan untuk menggantikan lapangan migas yang mulai berhenti beroperasi. Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan bahwa eksplorasi perlu diwujudkan untuk memanfaatkan potensi cadangan migas yang ada. Di sisi lain, optimasi lapangan-lapangan migas yang ada juga merupakan hal lain yang harus dilakukan. Pemerintah menyadari bahwa investor dihadapkan pada tantangan untuk berinvestasi di Indonesia atau mencari lokasi lain dengan memperhatikan kondisi yang terjadi di dalam dan luar negeri.

Dalam isu migas di Indonesia ada beberapa hal kunci yang mengemuka. Pertama, investor global masih optimistis melakukan eksplorasi meski mendapati kenyataan harga minyak yang belum stabil. Kedua, pemerintah/Kementerian ESDM akan memperkuat kolaborasi dengan investor pada upaya keterbukaan data, mengingat data merupakan salah satu kendala yang menghambat investasi eksplorasi migas di Indonesia selama ini. Ketiga, adanya kebutuhan inovasi teknologi dalam operasional blok migas tua, seperti yang dilakukan Pertamina dalam pengelolaan migas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.

Leave a reply

Iconomics