Kemenko Perekonomian: Pengembangan Kawasan Hortikultura Bakal Dorong Ekspor Pertanian

0
93

Peningkatan ekspor melalui sektor pertanian terus didorong pemerintah dengan pengembangan kawasan hortikultura. Kali ini pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meluncurkan penanaman perdana di Jembrana, Bali.

“Untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian tersebut, Pemerintah mendorong pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor sebagai program prioritas yang menjadi quick wins Kemenko Perekonomian,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono saat memberikan sambutan dalam launching dan penanaman perdana pengembangan hortikultura berorientasi ekspor tingkat nasional, Sabtu (28/12), di kabupaten Jembrana, Bali.

Pada penanaman perdana ini, Pisang Cavendish dipilih sebagai komoditas yang akan dikembangkan. Pisang Cavendish adalah satu satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek pengembangan yang baik karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hasil produksi hortikultura ini diharapkan dapat menjadi subtitusi buah impor yang berasal dari Filipina  dan memenuhi kebutuhan lokal, seperti hotel dan lain-lain sehingga dapat menekan defisit perdagangan nasional.

Baca Juga :   Pemerintah Lihat Pemanfaatan Big Data Sudah Menjadi Kebutuhan

Dalam pengembangannya memang masih terdapat beberapa tantangan seperti lemahnya sumber daya manusia, kelembagaan petani, terbatasnya modal, kurangnya pendampingan dan inovasi teknologi, serta terbatasnya akses pasar.

“Solusinya, perlu ada kerjasama kemitraan antara pemerintah dan swasta yang dapat membantu petani dalam merancang pola produksi hingga pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk ekspor. Hal ini penting agar petani kita menjadi lebih mandiri, tangguh dan mampu bersaing di pasar global,” kata Susiwijono.

Komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten) berupa penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, penguatan kelembagaan petani, akses pembiayaan, dan pendampingan kepada petani akan menjadi kunci keberhasilan program ini. Tentunya dengan didukung oleh kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.

Adapun dalam mata rantai bisnisnya, PT Great Giant Pineapple (GGP) selaku offtakerdan perusahaan yang melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dan petani, melalui program Creating Share Value akan melakukan kerja sama kemitraan dengan kelompok tani atas dasar pemberdayaan dan saling menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution) untuk melakukan budidaya/produksi pisang yang berdaya saing dan berkualitas ekspor.

Leave a reply

Iconomics