Madeinindonesia.com, Solusi Digital untuk Ekspor Barang dari Indonesia

0
2491
Reporter: Petrus Dabu

Produk-produk buatan Indonesia kini sudah bisa menjangkau pasar global melalui platform digital Made In Indonesia  atau disingkat MIND. Melalui situs belanja daring ini, pembeli di luar negeri dapat langsung berhubungan dengan produsen di Indonesia tanpa harus datang ke Indonesia atau melalui perantaraan broker.

Ilyas Bhat, Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO), MIND mengatakan melalui situs madeinindonesia.com, produk-produk buatan Indonesia yang siap ekspor bisa dipertemukan dengan para pembeli di berbagai negara. Hanya saja berbeda dengan marketplace kebanyakan di Indonesia saat ini yang bersifat Business-to-Consumer (B2C) atau Consumer-to-Consumer (C2C), MIND lebih bersifat Business-to-Business (B2B). Tetapi, vendor yang memasarkan barang di situs ini tidak eksklusif untuk perusahaan-perusahaan besar saja, perusahaan skala menengah juga bisa menjadi vendor.

Menurtnya, ada beberapa kendala yang selama ini dialami oleh para eksportir Indonesia seperti mata rantai bisnis B2B yang rumit dan kurang dipahami oleh para pelaku industri. Kemudian, ketidakpercayaan pembeli (buyer) baik di domestik maupun global dan faktor keamanan yang dikhawatirkan pada saat melakukan transaksi khususnya untuk industri kecil dan menengah. Diharapkan, dengan adanya MIND yang menjadi perantara sekaligus validator, kendala-kendala ini bisa diatasi.

Baca Juga :   Selepas Covid-19, Bisnis Retail Dinilai Akan Kembali Bergairah

Isu lainnya adalah selama ini produk-produk Indonesia kurang begitu bergaung di pasar global. “Hanya sedikit produk-produk Indonesia yang dikenal di pasar global seperti tolak angin, indomie, batik yang saya sendiri juga menggunakannya,” Ilyas.

Teknologi MIND, jelasnya memungkinkan ekspor produk dari Indonesia bisa lebih hemat waktu dan biaya secara signifikan. “MIND menghilangkan perantara pada proses pembelian sehingga pembeli dapat langsung mencari produsen asli dan terverifikasi sehingga mempersingkat waktu pengiriman dan menghemat biaya,” ujarnya.

Plaform MIND membuka akses pasar bagi produk-produk buatan Indonesia ke jutaan pembeli potensial di berbagai negara. “MIND terbuka untuk bisnis berbagai skala, dari industri kecil sampai dengan industri menengah dan besar,” ujarnya.

Dengan teknolgi Artificial Intelligence (A/I), platform MIND juga bisa membantu seller maupun buyer untuk melakukan negosiasi dengan menggunakan bahasa masing-masing yang langsung diterjemahkan dengan baik. Teknologi A/I mampu secara otomatis menerjemahkan ke bahasa masing-masing, baik pembeli maupun penjual, sehingga mengurangi salah paham dalam berkomunikasi. Kendala bahasa ini menurut Ilyas merupakan salah satu penghambat terjadinya transaksi perdagangan di Indonesia.

Baca Juga :   Pesantren Berpotensi untuk Tumbuhkan Wirausaha Digital

Hingga saat ini setidaknya sudah ada 195 vendor yang melakukan pendaftaran untuk memasarkan produknya di MIND. Namun, belum semuanya memenuhi syarat seperti harus berbadan hukum, kapasitas produksi, jumlah karyawan dan lainnya.

Mutia Safitri, B2B Sales Manager MIND mengatakan saat ini sudah ada sekitar 30 vendor yang sudah terdaftar dan memenuhi syarat. Diantaranya ada beberapa brand-brand ternama seperti Kimia Farma, Purbasari, Olympic, Tasty Lemon dan Sampoerna Kayoe. “Insya Allah Mayora akan join sama kita juga,” ujar Mutia.

Mutia mengatakan untuk proses pengiriman barang melalui jalur laut, MIND sudah bekerja sama dengan perusahaan logistik Samudera Indonesia. Sedangkan untuk pengiriman barang di udara, pihaknya sudah bekerja sama dengan Expendito yan didukung oleh sejumlah perusahaan logistik seperti DHL dan TNT. “Selain itu sekarang kami masih dalam negosiasi dengan RPX dan Lion Parcel,” ujarnya.

Mutia menjelaskan bila sudah terjadi deal antara penjual dan pembeli, perusahaan mitra logistik ini akan mejemput barang dari gudang penjual. “Itu added value kita, ada penghematan waktu, dia enggak perlu antar barang ke pelabuhan karena dilakukan oleh patner logistik kita,” ujarnya.

Baca Juga :   Rapor Hijau Fajrin Bukalapak Dari Pemerintah

Tetapi, ia menambahkan untuk dokumen izin ekspor tetap disiapkan oleh penjual sendiri. “Tetapi kalau perusahaan yang baru pertama kali ekspor, kita enggak sekedar marketplace, kita juga sebagai marketing solution. Kita mungkin mengarahkan ke rekanan-rekanan kita untuk mengrus surat-suratnya,” ujarnya.

Agar lebih dikenal oleh pelaku bisnus pasar global, Mutia mengatakan MIND akan bekerja sama dengan berbagai kamar dagang di sejumlah negara di dunia. Salah satunya yang sudah dilakukan adalah dengan British Chamber Of Commerce. Selain itu, MIND juga akan menjalin kerja sama dengan atase perdagangan Indonesia di berbagai negara. “Daripada expo, bawa vendor kan ribet, mending daftar saja ke kita,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics