Inovasi FamilyMart di Era Industri 4.0

0
1229
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Revolusi industri 4.0 mengubah hampir sebagian besar kehidupan manusia. Termasuk perilaku belanja konsumen. Era digital menggeser gaya hidup masyarakat dari konvensional ke arah yang lebih terukur: sistem online.

Karena revolusi industri 4.0 itu memaksa berbagai sektor bisnis beradaptasi dengan teknologi informasi, tak terkecuali bisnis ritel. Memang, berkembangnya pasar digital membuat pertumbuhan industri ritel hanya tumbuh satu digit dalam beberapa tahun terakhir.

Tak ingin tergilas, FamilyMart, pelaku bisnis ritel dengan model convenience store terbesar di Indonesia, pun mengedepankan teknologi dalam pengembangan bisnis perusahaan. Tahun ini, FamilyMart meluncurkan 3 inovasi di bidang teknologi yang seluruhnya bertujuan untuk memudahkan konsumen dan penerapan cashless di tengah masyarakat.

Ketiga inovasi tersebut dinamai digital service, dan diklaim sebagai yang pertama di Asia bahkan Jepang sebagai pemilik brand FamilyMart, belum menerapkan sistem tersebut. Digital service itu adalah ordering kiosk, kedua mobile app FamilyMart, dan self service payment.

Untuk mendalami kinerja FamilyMart dan teknologi yang diklaim sebagai yang pertama di Asia itu, wartawan The Iconomics Yehezkiel Sitinjak berkesempatan mewawancarai CEO PT Fajar Mitra Indah (FamilyMart Indonesia) Wirry Tjandra pada Selasa (12/11) di Jakarta. Berikut wawancaranya:

Berapa jumlah gerai FamilyMart saat ini dan apa saja targetnya hingga akhir tahun ini?
Secara total, kami memiliki 24 ribu toko ritel yang tersebar di seluruh Asia. Di Indonesia, kita memiliki 170 toko yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Kami juga berencana untuk membuka 20 toko lagi hingga akhir tahun ini, sehingga jumlah toko kita untuk akhir tahun akan mencapai 190 toko. Soal jumlah nilai penjualan saya tidak bisa mengomentari soal itu.

Baca Juga :   Bertemu Menteri Nishimura, Menko Airlangga Singgung ISPO

Apa saja kanal pembayaran yang digunakan FamilyMart dan seberapa besar pembayaran berbasis digital?
Untuk pembayaran, kami menerima semua finiancial technology (fintech) pembayaran digital, seperti OVO, Gopay, LinkAja, DANA, Alipay, semuanya kita terima karena kita lebih memperhatikan pelanggan. Apa yang disukai pelanggan, itulah yang akan kami terapkan. Untuk rasionya, sekitar 20% dari jumlah transaksi pembayaran kami dilakukan melalui kanal pembayaran digital.

Bagaimana FamilyMart mempersiapkan diri menghadapi fenomena disrupsi digital?
Dalam menghadapi fenomena disrupsi digital, kami telah mendorong pengembangan digital di toko kami dengan menghadirkan beberapa inovasi guna meningkatkan pengalaman belanja pelanggan. Berikut adalah beberapa inovasi yang telah kami hadirkan di toko-toko kami: pertama, mesin kiosk yang menggunakan layar sentuh. Dengan sistem mesin ini, pelanggan bisa memesan makanan atau minuman melalui layar sentuh, melakukan pembayaran melalui scanning, dan kemudian akan keluar struk dengan nomor antrean pelanggan. Pesanan pelanggan akan muncul di kitchen sistem kami, dan kemudian pesanan pelanggan akan langsung disiapkan, jadi tidak perlu menunggu di kasir lagi. Hanya menunggu pembuatan makanan atau minumannya.

Baca Juga :   Pesan Menko Airlangga kepada Peritel di Indonesia

Kedua, menggunakan digital price card. Kalau ada perubahan di head office, akan langsung berubah juga di toko-toko kami yang menggunakan sistem ini. Tanpa harus mencetak dan mengganti ulang price card-nya secara manual. Ketiga, menyiapkan aplikasi, FamilyMart ID, yang dapat diunduh di platform Google Playstore, dan iOS. Dari aplikasi ini pelanggan bisa melakukan dua hal, yang pertama yaitu pemesanan secara online, di mana pelanggan dapat memesan makanan atau minumannya, memilih akan mengambil pesanan dari setiap gerai dan waktu pengambilannya bisa disesuaikan. Pembayaran dapat dilakukan melalui setiap layanan pembayaran digital. Sistem pemesanan ini hanya berlaku untuk produk makanan dan minuman saja.

Keempat, untuk pembelian groceries, demi mengurangi potensi antrean yang panjang, kami menghadirkan sistem pembayaran layani diri (self payment). Menggunakan aplikasi FamilyMart ID, pelanggan bisa meng-scan barcode produk yang mereka ingin beli dan kemudian bisa langsung melakukan pembayaran via fintech pembayaran digital (OVO, DANA, LinkAja, Gopay). Kelima, toko kami dilengkapi dengan sistem sound yang memancarkan gelombang suara yang dapat membaca telepon seluler pelanggan. Sistem kami ini bisa mendeteksi posisi pelanggan, memasuki tomk daerah mana dan hal ini digunakan untuk menyesuaikan harga produk dengan kisaran harga zona tersebut.

Baca Juga :   Investasi Telkomsel di GoTo Dinilai Kesempatan untuk Terlibat di Industri Digital

Untuk tahun depan kami juga akan menghadirkan inovasi baru: struk digital. Jadi menggunakan aplikasi kami, pelanggan hanya perlu di-tap dekat kasir kami dan struknya tidak akan dicetak lagi. Struknya akan muncul dan tersimpan di aplikasi kami. Hal ini dilakukan dalam upaya perusahaan untuk mengurangi penggunaan kertas.

Berapa gerai yang sudah menerapkan inovasi-inovasi perusahaan?
Dari semua inovasi yang telah dikembangkan untuk toko kami, sistemnya sudah diimplementasikan di sekitar 50 hingga 60 toko dari total 170 toko kami untuk saat ini. Saya inginkan sistem digital kami ini diterapkan di toko sebanyak mungkin. Tapi sebenarnya kita memiliki sistem kecerdasan buatan (AI) yang menganalisis dan membantu dalam menentukan toko mana yang cocok untuk di implementasikan sistem digital kami dan toko mana yang belum cocok.

Leave a reply

Iconomics