Jalur Cepat AI Urai Kompleksitas Kanker

0
561

Pengembangan program artificial intelligence (AI) yang dapat dilatih dengan deep learning dapat mendeteksi dan mendiagnosa kanker lebih dini dan akurat. AI memungkinkan untuk melihat perubahan paling awal dalam struktur sel yang biasanya berkembang menjadi sel kanker. Program-program ini dapat memperingatkan para ahli onkologi, yang kemudian dapat memandu protokol perawatan pasien dengan akurasi dan efektivitas yang lebih besar. NetApp menyebutkan penilaian risiko kanker payudara yang menggunakan teknologi AI-automated terbukti dapat mengurangi biaya hingga 5% dibandingkan dengan tes genomik saat ini.

Perawatan kesehatan preventif, dan transformasi digital, organisasi kesehatan kini semakin meningkatkan adopsi mereka terhadap teknologi medical imaging. Kemajuan dalam teknologi ini, termasuk kemampuan 3D dan 4D, real-time analytics, dan pemrosesan yang dipercepat oleh unit pemrosesan grafis (GPUs), memberi alat yang kuat bagi ahli radiologi untuk membuat diagnosis yang lebih cepat dan lebih akurat serta membantu mencegah ahli radiologi mengalami kelelahan.

Aplikasi AI khusus dapat mendukung ahli radiologi dan mencegah kesulitan dengan “menyusun” tumpukan gambar. Caranya, teknologi AI akan dengan cepat memilah gambar normal dan melakukan flagging bagi gambar-gambar pengecualian. Hasilnya ahli radiologi dapat menemukan gambar yang menunjukkan anomali atau indikator penyakit lebih cepat dan kemudian fokus untuk mendiagnosa dan memberi saran pengobatan, tanpa harus berlama-lama menyaring gambar. Sebagai contoh, AI memungkinkan hasil MRI untuk mempercepat rekonstruksi gambar hingga 100 kali, dan dengan akurasi 5 kali lebih besar.

Baca Juga :   Penantang Baru Telemedicine: Milvik

“Berdasarkan data NVIDIA, dengan AI, para ahli onkologi akan dapat mengurangi kesalahan diagnosa dalam mendeteksi kanker payudara hingga 85%. Di NetApp, kami percaya bahwa AI dapat menjadi salah satu jawaban untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, meningkatkan efisiensi, mempercepat proses diagnosa, dan mengurangi biaya,” kata Country Manager NetApp Indonesia Ana Sopia dalam siaran pers, Jumat (22/11/2019).

Menurut Ana, dari medical imaging hingga pembedahan yang dibantu robot hingga penemuan obat, AI semakin baik dan semakin canggih untuk membantu sektor ini menjadi lebih baik. Keberhasilan AI sepenuhnya bergantung pada akses ke sejumlah besar data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola, mengembangkan wawasan prediktif, dan memungkinkan sistem otonom yang semakin akurat. Data tersebutdapat berada di mana saja, secara inheren dinamis, dan seringkali dalam berbagai bentuk.

Pembuatan pengelompokan data dan kompleksitas teknologi menjadi dua tantangan terbesar untuk memindahkan membuat proyek AI menjadi produksi. Oleh karena itu, dengan data fabrics, organisasi akan dapat mengakses data mereka di mana saja dengan kontrol, menghasilkan dampak bisnis yang lebih baik, dalam hal ini diagnosis dan keputusan yang lebih baik.

Baca Juga :   Telkom Menggandeng Feedloop AI Kembangkan AI untuk Industri

Ana menyebutkan mitra NetApp yakni NVIDIA, cloud-connected all-flash storage dari NetApp akan menyederhanakan, mempercepat, dan mengintegrasikan data di pipeline untuk AI dan deep learning untuk membangun solusi kesehatan berbasis AI yang cerdas, kuat, dan tepercaya. Dengan strategi data fabric kami, kami mengintegrasikan struktur data dan merampingkan aliran data melalui semua tahapan, dari edge, cloud, hingga core. Dengan solusi NetApp untuk AI, anda dapat dengan percaya diri memanfaatkan sumber data yang terus bertambah dengan skalabilitas dan kinerja yang hampir tidak terbatas,” tandas Ana.

Leave a reply

Iconomics