Presiden Jokowi Singgung Lagi Soal Intermediasi Perbankan

0
617
Reporter: Bagas Rizkinanda

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan masyarakat bisa mendapatkan kemudahan akses kredit perbankan. Jokowi menyebut masih ada ruang besar guna mendorong masyarakat ke akses keuangan. Jokowi menyinggung peran yang lebih besar dari bank dan lembaga jasa keuangan untuk menambah kucuran kreditnya.

“Ini kalau tidak diberikan ruang besar, kalau gak nambah plafon kebangetan. Misalnya KUR (Kredit Usaha Rakyat). KUR di 2020 targetnya Rp190 triliun harus keluar dari bank untuk usaha-usaha kecil dan mikro. Di 2024, Rp335 triliun untuk usaha-usaha mikro dan kecil. PNM Mekaar baru Rp23 triliun dari 5,9 juta nasabah,” ungkap Jokowi kemarin saat Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Silahturahmi Nasional Bank Wakaf Mikro di Jakarta.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harusnya mendapat perhatian lebih banyak lagi dari perusahaan jasa keuangan. Apabila dilihat dari segi kepatuhan pembayaran pinjaman, pengusaha-pengusaha kecil termasuk patuh. Kondisi tersebut terlihat dari kredit bermasalah yang relatif kecil.

Sejauh ini, Jokowi mengungkapkan program keuangan yang dapat diakses oleh pelaku usaha kecil menengah adalah program Mekaar PT PNM (Permodalan Nasional Madani) (Persero), Bank Wakaf Mikro, hingga KUR. Berdasarkan penuturan Jokowi, peserta program Mekaar PT Permodalan Nasional Madani (Persero) sudah mencapai 5,9 juta nasabah. Program tersebut mengizinkan nasabah mengambil kredit pertama Rp 2 juta hingga Rp10 juta. Menurut Jokowi, ekosistem itu sudah terbentuk dan bisa membawa pelaku UMKM naik kelas walaupun tidak dalam waktu yang cepat.

Baca Juga :   Strategi BRI dan BCA Menjaga Pertumbuhan Kredit di Tengah Kelesuhan Ekonomi

“Tiap minggu lihat perkembangannya. Yang saya dapatkan Alhamdulillah menggembirakan NPL atau kredit macet di Bank Wakaf Mikro, Mekaar dan KUR kecil sekali. Di bawah 1%. Artinya kecil-kecil ini punya kedisplinan dan itikad yang baik untuk mengembalikan,” kata Jokowi.

Statistik perbankan menunjukkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang disinggung Jokowi hingga kuartal III tahun 2019 masih terjaga. NPL gross berada di angka 2,66% dan NPL nett 1,15%. Selain itu, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross sebesar 2,66% dan NPF nett 0,55%.

UMKM sebenarnya bukanlah nasabah yang harus diwaspadai oleh bank. Bank bisa banyak mengucurkan kredit kepada UMKM karena NPL yang kecil. Berdasarkan data yang dihimpun, kredit justru lebih kecil pertumbuhannya sampai dengan September 2019, bila dibandingkan dengan September 2018. Tercatat kredit yang disalurkan sampai dengan September 2019 hanya tumbuh 9,48%. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu tumbuh 13,65%.

Leave a reply

Iconomics