Konten Kreator Jadi Profesi Menjanjikan untuk Kalangan Milenial

0
263
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Di zaman sekarang, masyarakat luas terutama kaum milenial terbiasa dengan istilah konten kreator. Perkembangan teknologi digital telah membantu untuk memperluas variasi dan keanekaragaman tontonan yang bisa dinikmati masyarakat, terutama kalangan milenial. Mereka bisa mengakses berbagai jenis konten hiburan atau edukasi yang tersedia secara online di platform media sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram dan TikTok.

Dalam ekosistem digital inilah para konten kreator dapat memperoleh pendapatan dengan menyiarkan kegiatan atau hobi mereka kepada massa melalui media sosial. Jumlah penontonnya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan hingga jutaan penonton.

Akan tetapi, untuk menjadi konten kreator yang bisa bertahan di ekosistem yang semakin ramai dan kompetitif ini, tentunya butuh perjuangan yang luar biasa. Itulah yang dirasakan Kapten Liong, seorang konten kreator di YouTube dan Facebook yang fokus pada konten gaming.

Liong bercerita, pihaknya mulai merintis karier sebagai konten kreator sejak 2017. Berawal dari kejenuhan dalam aktivitasnya sehari-hari. Liong lantas memutuskan untuk mencoba membuat konten terhadap salah satu hobinya, yakni DOTA 2, suatu gim multiplayer online battle area (MOBA) yang sudah dia mainkan hingga 4.000 jam.

Baca Juga :   Gengsi, Perbedaan Milenial dan Generasi X Dalam Konsumsi

“Kebetulan waktu itu gue awalnya main DOTA, anak MOBA banget gue dulu. Gue main DOTA itu sampai 4.000 jam dan ya sudah gue coba bikin konten DOTA. Dan gue riset waktu itu dan belum ada di Indonesia yang bikin konten DOTA yang proper karena 2017 dan 2020 beda zaman. Akhirnya gue bikin DOTA dan terbukalah rezekinya,” tutur Kapten Liong pada acara “Unipin Talkshow” bertajuk Pahit Manis Dunia Konten Kreator Digital, Senin (12/10).

Pria dengan kanal YouTube yang memiliki 850 ribu subscribers ini menambahkan, perjalanannya sebagai konten kreator tidak mudah. Di masa awal sebagai konten kreator, Liong masih bekerja di kantor sekaligus menjadi editor bagi konten kreator Indonesia ternama: Ericko Lim.

“Waktu zaman 2018, gue kerja di RRQ, dan kerja dengan Erick. Gue tinggal di Tangerang bangun jam 4 pagi, dan jam 8 pagi harus taping di kantor. Terus gue jam 7-8 ke apartemennya Ericko sampai 10 malam dan bermalam. Mereka kadang bikin konten sampai 2-3 pagi dan gue bangun lebih pagi dari mereka untuk mengedit,” kata Liong.

Baca Juga :   LINE Bank Perluas Jangkauan dan Limit Pinjaman

Liong mengakui membutuhkan waktu lama untuk menemukan jati dirinya sebagai konten kreator. Setelah merintis di bawah generasi Ericko, Liong kini merasa telah menemukan keahliannya, serta apa yang diminati para penonton sehingga mencapai pertumbuhan yang pesat pada kanalnya.

Sementara itu, konten kreator Inayma mengatakan, untuk menjadi konten kreator berawal dari iseng dan mulai melakukan live streaming melalui komputernya pada 2018 selagi menjalani kuliah di Australia. Seiring berjalannya waktu, Inayma menyadari siarannya mulai ditonton dan disukai banyak orang dan memutuskan untuk melakukan live streaming sebagai rutinitas setiap hari.

“Meski dari 2 tahun lalu bikin konten hanya for fun. Walau nggak konsisten suka-suka saja. Tapi ternyata yang aku rasain itu kok orang pada menunggu, suka ditanya kapan mau upload lagi. Jadi aku merasa lebih termotivasi,” kata Inayma.

Bahkan, belum lama ini, Inayma mengakui sampai berhenti bekerja sebagai konsultan di salah satu perusahaan finansial ternama untuk dapat menempuh karier sebagai konten kreator secara penuh waktu.

Baca Juga :   Bank Syariah Indonesia Cetak Sociopreneur Milenial Lewat Program ISDP

“Itu susah banget, (bekerja di perusahaan) konsultan akuntansi besar. Sebetulnya hidup ini bagai hidup baru, di mana aku nggak punya knowledge dan saat ini masih belajar. Tapi orang tua akhirnya mendukung, walau sebelum keluar sampai kerja ribut besar. Tapi akhirnya aku meyakini mereka bahwa aku bisa menghasilkan duit dari sini, dan hasilnya positif,” kata Inayma.

Tidak hanya fokus di kanal YouTube, Inayma juga menghasilkan konten secara aktif melalui Instagram dan juga TikTok di mana jumlah pengikutnya mencapai 122 ribu dan 114 ribu. Dengan demikian, kata Inayma, rutinitasnya sebagai konten kreator bisa melelahkan karena harus menyiapkan konten bagi ratusan ribu penonton yang tersebar di berbagai platform.

“Karena aku nggak bisa hidup dari (penghasilan) adsense YouTube doang. Jadi aku coba yang lain, di sini, di situ. Dan memang susah, capai. Tapi bagaimana lagi? Itulah struggle aku. Jadi untuk YouTube masih cari konsistennya karena aku fokus di IG dan TikTok,” kata Inayma.

Leave a reply

Iconomics