
Jasa Raharja Mendata Keluarga dan Penumpang Sriwijaya Air SJ182

Pada Minggu (10/1) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto serta Kepala Basarnas Bagus Puruhito dan sejumlah stakeholder lainnya berada di lokasi pencairan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1)/ist
Iconomics - Perusahaan asuransi PT Jasa Raharja secara aktif melakukan pendataan penumpang dan keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air bernomor SJ182 yang dihilang kontak sejak Sabtu (9/1) kemarin. Diduga pesawat rute Jakarta-Pontianak itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
“Sejak malam sampai dengan pagi hari ini, segenap petugas Jasa Raharja masih terus siaga untuk secara aktif melakukan pendataan terhadap penumpang dan juga keluarga penumpang dari pesawat Sriwijaya Air SJ182,” ujar Direktur Operasional Jasa Raharja Amos Sampetoding, kepada Iconomics, Minggu (10/1).
Amos mengatakan dari total 59 orang yang terdiri dari 53 orang penumpang dan 6 orang awak pesawat hingga 10 Januari pukul 09.00 WIB, Jasa Raharja telah berhasil mengumpulkan data dan kontak untuk menyampaikan rasa empati kepada 50 keluarga penumpang.
“Kami terus mendoakan yang terbaik bagi para penumpang dan awak pesawat Sriwijaya Air SJ182, serta semoga proses pencarian penumpang oleh Basarnas, TNI/Polri dan instansi lainnya dimudahkan dan dilancarkan oleh Tuhan YME,” ujarnya.
Jasa Raharja bertugas melakukan pendataan penumpang dan keluarga di 3 posko yaitu Terminal 2 D Bandara Soetta, Kantor Pusat Sriwijaya dan Bandara Soepadio Pontianak juga di 2 Posko untuk pencarian dan identifikasi penumpang di DVI RS Polri Kramat Jati dan JICT 2.
“Setelah penumpang ditemukan dan diidentifikasi sebagai korban maka santunan diserahkan,” tambah Amos.
Kronologi
Sebelumnya, berdasarkan kronologi sementara yang diumumkan pemerintah pada Sabtu (9/1) malam, disebutkan bahwa pesawat Sriwijaya SJY 182 take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak pada pukul 14.36 WIB.
Pada pukul 14.37 WIB melewati 1.700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta Approach. Pesawat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti Standard Instrument Departure.
Pukul 14.40 WIB, Jakarta Approach melihat pesawat Sriwijaya Air tidak ke arah 075 derajat melainkan ke Barat Laut (North West), oleh karenanya ditanya oleh ATC untuk melaporkan arah pesawat.
Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik, Pesawat hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan: Basarnas, Bandara tujuan, dan instansi terkait lainnya.
Tim Gabungan Temukan Bagian Pesawat Sriwijaya SJ 182
Pada Mingg (10/1) pagi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto serta Kepala Basarnas Bagus Puruhito, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjanto, Dirut Jasa Raharja Budi Rahardjo, dan Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto, menyampaikan progres temuan bagian pesawat Sriwijaya SJ 182 oleh tim gabungan di lapangan. Hal tersebut disampaikan Menhub saat berada di Kapal KRI John Lie milik TNI yang akan menuju lokasi ditemukannya bagian dari pesawat.
“Dari apa yang kami dapatkan hari ini ada suatu kemajuan. Ini menunjukkan kinerja dari semua pihak di lapangan berjalan dengan baik. Kami mohon doa dari semua masyarakat agar proses pencarian ini bisa berjalan dengan baik,” jelas Menhub.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Kapal Rigel milik TNI bersama tim gabungan yang diterjunkan melakukan pencarian telah menemukan sinyal dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Kemudian tim penyelam dari tim Kopaska juga sudah melakukan penyeleaman dan menemukan beberapa bagian dari pesawat seperti : pecahan pesawat, life vest, warna bagian dari pesawat, bagian registrasi pesawat dan sejumlah temuan lainnya. Barang-barang tersebut ditemukan dari kedalaman sekitar 23 meter dari permukaan laut.
“Kami mendapatkan laporan dari tim penyelam bahwa visibility di dalam air baik dan jelas sehingga memungkinkan ditemukannya sejumlah bagian dari pesawat. Mudah-mudahan sampai sore ini kondisi arus dan pandangan di bawa laut masih bagus sehingga kita bisa lanjutkan upaya pencarian. Kami yakin disitulah titik yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya pesawat, mudah-mudahan bisa kita kembangkan dengan lanjut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Basarnas Bagus Puruhito menyampaikan pihaknya sampai saat ini masih terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan dengan dibantu oleh sejumlah pihak terkait lainnya seperti dari TNI, POLRI, KPLP Ditjen Perhubungan Laut, dan instansi terkait lainnya.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, KNKT sudah menerjunkan tim menuju ke lokasi dengan menggunakan Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi bentuk atau objek di bawah permukaan laut. Kapal ini juga memiliki kemampuan membaca sinyal yang ada dalam dua jenis black box pesawat, yaitu voice data recorder (VDR) dan flight data recorder (FDR).