
Strategi CIMB Niaga Finance Hadapi Tantangan Berat pada Semester II-2022

Jajaran direksi PT CIMB Niaga Auto Finance dalam acara paparan kinerja semester pertama 2022, Rabu (24/8)
Strategi Hadapi Berbagai Tantangan
Menghadapi berbagai tantangan di depan mata, CIMB Niaga Finance sudah menyiapkan berbagai strategi agar bisa mempertahankan capaian positif yang telah diraih pada semester pertama 2022 yang lalu.
Ristiawan mengatakan untuk pembiayaan mobil baru, Perseroan menghadapi tantangan kemungkinan berakhirnya diskon PPnBM. Meski pelaku industri tentu saja berharap stimulus tersebut dilanjutkan, tetapi, Ristiawan mengatakan, realistisnya tidak mungkin program tersebut diberikan terus-menerus, apalagi pada saat yang sama pemerintah sedang membutuhkan dana besar untuk membiayai berbagai programnya.
Lantas, apa yang dilakukan oleh CIMB Niaga Finance? Ristiawan mengatakan salah satu yang dilakukan Perseroan adalah memperkuat value proposition Perusahaan. Sejak tahun 2019, CIMB Niaga Finance sudah mempersiapkan berbagai infrastruktur untuk memberikan pelayanan yang cepat, simpel dan berorientasi pada customer.
Dengan digitalisasi yang sudah mulai dilakukan sejak 2019 dan infrastruktur untuk kredit scoring, Perseroan bisa dengan cepat memproses aplikasi nasabah. CIMB Niaga Finance juga mempersiapkan berbagai macam eksternal infrastruktur, misalnya, bekerja sama dengan OJK untuk mempergunakan SLIK, bekerja sama Rapindo untuk registrasi BPKB, dan berbagai macam lainnya.
Selain telah mempersiapakan berbagai infrastruktur pendukung untuk pelayanan yang cepat, simpel dan customer oriented, CIMB Niaga Finance juga fokus berkolaborasi dengan ATPM dan main dealer untuk kendaraan baru. Sementara untuk kendaraan bekas, CIMB Niaga Finance mejalin kemitraan dengan berbagai bursa mobil bekas.
Terkait inflasi yang tinggi, Ristiawan mengakui tentu akan berpengaruh pada daya beli masyarakat dan pada gilirannya berpengaruh kepada kemampuan membayar cicilan pinjaman. Karena itu, inflasi yang diperkirakan akan tinggi pada tahun ini, tentu akan berpengaruh pada tingkat Net Performing Finance (NPF) Perseroan. Tetapi, Ristiawan mengatakan CIMB Niaga Finance akan berusha tingkat NPF Perseroan tetap terjaga di bawah 1%, seperti pada semester pertama yang lalu di level 0,9%.
Peningkatan suku bunga juga akan berpengaruh pada bisnis Perseroan. Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus ini sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 basis poin, setelah cukup lama dipertahankan di level terendah.
Menurut Ristiawan, kemungkinan Bank Indonesia masih akan menaikkan suku bunga acuan dalam RDG ke depan. Langkah yang sama sudah dilakukan oleh bank sentral negara maju seperti The Fed di Amerika Serikat yang sudah beberapa kali menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.
“Apa yang CNAF lakukan? Pasti CNAF juga akan melakukan adjustment terhadap suku bunga yang kita tetapkan terhadap nasabah. Karena suku bunga pinjamannya pun pasti akan naik,”ujar Ristiawan.
Tetapi kenaikan suku bunga kepada nasabah ini tidak sapu rata. CNAF, kata Ristiawan, memiliki strategi risk based pricing. Nasabah dengan profil risiko rendah, menurutnya, tidak akan terlalu terdampak oleh kenaikan suku bunga ini. Sebaliknya, kenaikan suku bunga terutama diterapkan kepada nasabah dengan profil risiko tinggi.
“Risk based pricing sudah kita implementasi. Makanya dampaknya pasti akan berbeda-beda. Untuk nasabah yang profil risikonya bagus dampak dari peningkatan suku bunga tidak akan terlalu terasa. Tetapi untuk nasabah dengan profil risiko yang lebih tinggi, peningkatan suku bunganya akan juah lebih tinggi,” ujarnya.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
