Buka KTT G20, Presiden Jokowi Wanti-wanti Masalah Kelangkaan Pupuk

1
256

Presiden Joko Widodo mewanti-wanti  para pemimpin G20 untuk mengantisipasi krisis pangan global dengan mengatasi kelangkaan pupuk. Bila masalah pupuk ini tak bisa diatasi, dunia akan mengalami krisis pangan pada tahun depan.

Presiden menyampaikan dunia saat ini sedang mengalami tantangan yang luar biasa. Krisis demi krisis terjadi. Pandemi Covid-19 belum selesai, perang terjadi. Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi atau keuangan, sekarang dirasakan dunia, terutama negara berkembang.

“Masalah pupuk, jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah, agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga yang terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang makin suram,” ujar Presiden saat membuka secara resmi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11).

KTT G20 dihadiri oleh pemimpin negara-negara anggota G20. Beberapa kepala negara yang hadir diantaranya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden; Presiden China, Xi Jinping; Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol; Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau; Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dan lainnya.

Baca Juga :   Wakil Ketua DPR: Penamaan IKN Baru dengan Nusantara Lewat Kajian Akademis dan Sejarah

Presiden Joko Widodo mengatakan bila masalah kelangkaan pupuk tak bisa diatasi, krisis yang terjadi saat ini dapat semakin memburuk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. “Kelangkaan pupuk akan menyebabkan gagal panen di berbagai belahan dunia. 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan menghadapi kondisi yang sangat serius,” ujar Jokowi.

Selain ancaman krsisi, Jokwi juga mengatakan tatanan dunia dan hukum internasional juga sedang diuji.

“Hari ini mata dunia sedang tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita mencetak keberhasilan atau akan menambah satu lagi angka kegagalan?” ujar Presiden retoris.

Sebagai tuan rumah, Presiden Jokowi mengatakan KTT G20 harus berhasil, tidak boleh gagal. “Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan sangat lebar. Namun, keberhasilan yang dapat tercapai, jika kita semua tanpa kecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia,” ujar Presiden Jokowi.

1 comment

Leave a reply

Iconomics