
Laba Bersih Turun 16,9% pada Januari-September, Kalbe Optimistis Kinerja Tetap Positif ke Depan

Syeren Amanda, Corporate Secretary dan Investor Relation Manager Kalbe dalam acara Public Expose Live 2023, Selasa (28/11).
PT Kalbe Farma Tbk atau Kalbe membukukan penurunan laba bersih sepanjang Januari-September 2023, meski penjualan masih tumbuh positif. Perusahaan kesehatan pelat merah ini meyakini industri kesehata Indoensia masih prospektif ke depan.
Sepanjang 9 bulan di tahun 2023, Kalbe membukukan penjualan bersih sebesar Rp22,46 triliun, meningkat 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 atau year on year (yoy). Sementara itu, laba bersih mencapai Rp 2,06 triliun, turun 16,9%.
Meski penjualan naik sebesar 6,5% pada periode Januari-September 2023, namun lebih rendah dibandingkan kenaikan pada periode Januari-Sepetmber 2022 yang mencapai 10,9%.
Tekanan pada penjualan terutama terjadi pada segmen produk kesehatan yang mengalami penurunan sebesar 12,1% menjadi Rp2,8 triliun. Penuruan ini terjadi karena penurunan penjualan produk terkait Covid-19 dan perubahan pola belanja konsumen yang beralih ke hal-hal terkait leisure.
“Di sisi lain, untuk kenaikan harga jual bersih atau average selling price kami juga sangat terbatas, hanya 2-3%, karena adanya pelemahan di pasar dan juga pergeseran pola belanja konsumen,” ujar Syeren Amanda, Corporate Secretary dan Investor Relation Manager Kalbe dalam acara Public Expose Live 2023, Selasa (28/11).
Penurunan laba bersih terjadi karena beban pokok penjualan mengalami kenaikan 1,7% didorong oleh kenaikan harga bahan baku serta tingkat persediaan yang masih cukup tinggi karena pada tahun 2021-2022 yang lalu, manajemen meningkatkan tingkat persediaan atau raw materials untuk menghadapi supply chain disruptions.
Biaya operasional juga meningkat karena adanya aktivitas pemasaran dan juga operasional yang mulai kembali dilakukan secara offline. Selain itu, Perseroan juga mengalami kerugian selisih kurs.
Syeren mengatakan meski kinerja Kalbe mengalami tekanan pada 9 bulan 2023, Perseroan optimistis industri kesehatan masih memiliki prosopek positif pada tahun-tahun mendatang.
Prospek positif ini antara lain karena adanya Undang-Undang Kesehatan yang baru yang berdampak positif pada layanan kesehatan di Indonesia.
Selain regulasi, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga akan terus bertumbuh ke depan. Sementara di sisi lain, tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indoensia juga makin membaik disertai dengan makin meningkatnya kesadaran untuk hidup sehat.
Dari sisi internal perusahaan, Syeren mengatakan sebagai perusahaan yang sudah berdiri sejak lama, Kalbe juga terus berinovasi.
“Kami memiliki skill dan juga budaya inovasi yang kuat dan juga pemenuhan atas Tingkat Komponen Dalam Negeri yang saat ini juga didukung oleh pemerintah dalam peraturan-peraturan yang sudah diterbitkan terutama untuk industri farmasi di Indonesia dan juga untuk industri medical device atau alat-alat kesehatan,” ujarnya.
Kalbe juga memiliki jaringan distribusi yang luas. “Kami sudah mencapai 72 titik yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Leave a reply
