Ada Dana BPDLH, Presiden Jokowi Minta Urusan Sampah Bisa Beres

0
267
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Presiden Joko Widodo menyoroti penangaan sampah yang tak kunjung usai. Menurut Jokowi, masalah sampah saat ini menjadi prioritas, terlebih setelah adanya dana lingkungan hidup.

“Untuk awal, menurut saya urusan sampah ini menjadi prioritas. Saya pengalaman sejak Wali Kota sampai sekarang, urusan sampah belum pernah yang namanya beres. Mau membuat incinerator saja urusan yang namanya tipping fee sampai sekarang itu di Solo belum, sudah saya mulai awal dulu. Berarti 20 tahun yang lalu sudah kita mulai sampai sekarang saja belum beres,” kata Jokowi pada 21 Desember 2022.

Indonesia mendapatkan dana sebesar US$968,6 juta atau Rp14,52 triliun untuk pengelolaan lingkungan hidup yang bersumber dari berbagai pihak diantaranya sumber dana reboisasi kehutanan, global environtmental facility, bank dunia, dan Ford Foundation.

Presiden Jokowi mengajak seluruh lembaga maupun pemangku kepentingan untuk sama-sama serius menangani sampah.

“Kalau ini anggaran di badan BPDLH (Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup) ini ada tolong dipush untuk urusan sampah ini diselesaikan sehingga sampah tidak lari ke laut, sungai tidak menjadi sebuah kotoran sebuah kota. Mau pakai sistem apapun silakan tapi selesai,” lanjutnya.

Baca Juga :   Pengamat Sebut Pernyataan Menteri Bahlil soal Perpanjangan Jabatan Jokowi Ide Bahlul

Tak hanya sampah saja, saat ini pemerintah sebetulnya sedang fokus menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), dan mengurangi emisi karbon. Di tahun ini, pemerintah memiliki target mengurangi emisi GRK sebesar 31,89% dengan sumber daya sendiri dan 43,20% dengan bantuan internasional dalam hal teknologi dan pendanaaan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics