
Airlangga: Data Ekonomi Berada di Tren Positif, Momentum Perbaikan Ini Perlu Dijaga

Tangkapan layar YouTube, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto/Iconomics
Pemerintah mengajak untuk terus menjaga momentum perbaikan pemulihan ekonomi dan perlu ditingkatkan secara terus menerus di masa pandemi Covid-19. Pemerintah memastikan akan terus menerapkan strategi penyeimbang antara gas dan rem untuk sektor kesehatan dan perekonomian di masa Covid-19.
“Kita berharap pandemi Covid-19 ini bisa dikendalikan dan saat bersamaan melakukan pemulihan ekonomi sehingga membangkitkan optimisme masyarakat dan publik. Dari sisi kesehatan masuknya vaksin pada awal bulan ini sambil menunggu evaluasi BPOM diharapkan menjadi game changer,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sebuah webinar, Selasa (8/12).
Airlangga menuturkan, pandemi Covid-19 menyebabkan tekanan pada seluruh aspek baik itu kesehatan maupun sosial ekonomi. Kasus pandemi telah menyebar di seluruh dinia dengan angka kasus mencapai 65 juta dan akan terus bertambah. Di Indonesia kasus Covid-19 terus bertambah tapi tingkat kesembuhannya pun mengalami perbaikan yakni 82,91%, lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan global.
Menurut Airlangga, itu menjadi sinyal positif di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat seiring dengan penegakan protokol Covid-19 yang harus terus dijaga. Perekonomian global saat ini mengalami pemulihan meski gelombang kedua masih berisiko di sejumlah negara baik itu di Eropa maupun di Amerika Serikat (AS). Pun demikian dengan pertumbuhan Indonesia yang membaik dari kuartal II ke kuartal III yang berada di tren positif.
Perbaikan ekonomi, kata Airlangga, juga didukung oleh aktivitas manufaktur yang telah mulai ekspansif di neara maju maupun Indonesia di mana Purchasing Managers Index (PMI) dalam negeri mencapai 50,6. Ini menjadi indikasi adanya optimisme pelaku sektor bisnis terhadap kondisi perekonomian ke depan.
“Kita telah melawati titik terendah di mana pada Kuartal II/2020 kita terkontraksi -5,32%. Pada Kuartal II/2020 kita mengalami perbaikan yaitu -3,49%. Secara kuartal ke kuartal kita tumbuh 5,0%,” kata Airlangga.
Karena itu, kata Airlangga, penting menjaga momentum pertumbuhan tersebut yang didorong oleh belanja pemerintah dan di samping itu diharapkan investasi dari rumah tangga dan investasi sektor swasta. Beberapa sektor masih ada yang tumbuh positif seperti pertanian, pendidikam, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan, dan kegiatan sosial.
Sektor utama yang berkontribusi terhadap pertumbuhan, kata Airlangga, antara lain sektor industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan. Ketahanan sektor eksternal juga masih terjaga dengan mendukungnya kinerja ekonomi di mana surplus neraca perdagangan masih berlanjut di Oktober 2020.
Kondisi ini, kata Airlangga, membantu perbaikan aktivitas domestik dan aktivitas manufaktur dalam pemenuhan kinerja ekonomi di negara mitra dagang utama. Pada saat yang sama perbaikan surplus neraca dagang ini mendorong perbaikan transaksi neraca berjalan Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir transaksi neraca berjalan surplus di kuartal III sebesar US$ 964 juta atau 0,36% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Dengan dukungan transaksi modal dan finansial yang masih positif, kata Airlangga, maka secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus di kuartal III sebesar US$ 2,1 miliar. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan eksternal yang masih kuat dan optimisme terhadap prospek perekonomian nasional ke depan.
Leave a reply
