
Amvesindo Menyoroti Startup di Luar Jabodetabek dan Modal Ventura Daerah

Ketua I Amvesindo William Gozali/Dok. Amvesindo
Ketua Bidang Keanggotaan Amvesindo Rimawan Yasinmengungkapkan saatnya PMVD beranjak dari zona nyaman dengan menjajal beragam vertikal bisnis baru yang lebih menantang. “Hampir 90% PMVD masih terbiasa dengan pembiayaan produktif yang disalurkan ke sektor riil. Salah satu penyebabnya karena masih kurang eksplorasi dan kurang berani bermain pada sektor lain yang lebih beragam. Lewat ajang ini kami harapkan, PMVD bisa mulai memperluas portofolio investasi dengan menggarap sektor lain seperti sektor ekonomi kreatif atau teknologi dari para inovator di daerah,” kata Rimawan.
Menurut William, selain akses pendanaan, startup daerah juga rentan mengalami tantangan sustainability bisnis karena minimnya support system untuk perkembangan bisnis mereka. “Tahap awal adalah tahap yang krusial bagi startup, karena di tahap ini, startup tidak hanya membutuhkan dana untuk pengembangan produk dan set up sistem saja, namun juga butuh peran mentoring dari investor, bagaimana menerapkan mitigasi risiko dan menentukan strategi revenue yang tepat. Sayang sekali apabila ide-ide produk atau bisnis yang menarik tidak mampu bertahan karena founders mengambil langkah yang tidak tepat.
Rimawan melihat pendekatan PMVD kepada calon investee di daerah juga umumnya masih konvensional, serupa dengan bank, dimana penilaian PMVD berbasis laporan proyeksi (projection report) dan verifikasi SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) pada pengurus dan pemilik perusahaan. Berbeda dengan indikator penilaian PMV dan VC Tech yang menilai mulai dari profil founder, kualifikasi produk, hingga proyeksi keuangan.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
