Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Hanya 2,5%

0
241

Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Pelemahan ekonomi global ini juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik.

“Perekonomian global diperkirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di tengah meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Perry Warjiyo,  Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (21/7).

Perry mengatakan tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan, sebagai dampak perang Rusia dan Ukriana. Berbagai negara juga menerapkan kebijakan proteksionisme terutama untuk komoditas pangan.

Merespons inflasi tinggi, berbagai negara termasuk Amerika Serikat melakukan pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif sehingga menahan pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi.

Pertumbuhan ekonomi berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Tiongkok dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang disertai dengan meningkatnya kekhawatiran resesi di Amerika Serikat.

Baca Juga :   5 Langkah Optimalkan Wakaf Produktif di Indonesia

“Dengan perkembangan tersebut pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, 3,5% menjadi 2,5%,” ujar Perry.

Ketidakpastian di pasar keuangan global juga tetap tinggi, mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Perry mengatakan di tengah kondisi ekonomi global yang lesu, di dalam negeri perbaikan ekonomi domestik diperkirakan terus beranjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai.

Bank Indonesia memperkirakan perekonomian domestik pada triwulan II terus melanjutkan perbaikan ditopang oleh peningkatan konsumsi dan investasi non bangunan serta kinerja ekspor yang lebih tinggi dari perkiraan awal.

Berbagai indikator dini pada Juni 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti Keyakinan Konsumen, Penjualan Eceran dan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur mengindikasikan terus membaiknya proses pemulihan ekonomi domestik.

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor lebih tinggi dari perkirakaan sebelumnya khususnya pada komoditas batubara, biji logam, dan besi baja, didukung oleh permintaan ekspor yang tetap kuat dan harga komoditas global yang masih tinggi.

Baca Juga :   ASDP Dirangkul Bank Indonesia untuk Distribusikan Rupiah

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perbaikan berbagai lapangan usaha seperti industri pengolahan, perdagangn serta transportasi dan pergudangan. Sementara itu, secara spasial perbaikan ekonomi ditopang oleh seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Maluku-Papua.

Perry mengatakan ke depan, perbaikan perekonomian domestik didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan dan aktivitas dunia usia. Namun, demikian perlambatan ekonomi global dapat berpengaruh pada kinerja ekspor. Sementara, kenaikan inflasi dapat menahan peningkatan konsumsi swasta.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi [Indonesia] 2022 diperkirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada tahun 2022 yaitu 4,5% sampai 5,3%,” ujar Perry.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics