Berkomitmen Terhadap Pemberdayaan UMKM, Bank Sempoerna Pertahankan Performa yang Baik

0
338

Di tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir, PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menunjukkan kinerja yang baik.

Dibandingkan dengan kondisi per akhir tahun 2020, hingga akhir semester pertama tahun 2021, Bank Sampoerna membukukan pertumbuhan aset sebesar 8,5% menjadi sebesar Rp13,5 triliun dari Rp12,4 triliun.

Sejalan dengan itu, penyaluran kredit Bank Sampoerna juga berjalan cukup baik. Hingga akhir semester pertama tahun 2021, total penyaluran kredit Bank Sampoerna berjumlah Rp8,5 triliun atau meningkat 3,4% dibandingkan dengan kondisi per akhir tahun 2020. Sementara itu, hingga akhir Mei 2021, keseluruhan industri perbankan sendiri hanya membukukan peningkatan total kredit sebesar 0,6% dibandingkan dengan kondisi per akhir tahun 2020. Termasuk dalam pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna per akhir Juni 2021 adalah penyaluran ke segmen UMKM yang sebesar Rp3,5 triliun.

Didukung peningkatan pendapatan bunga maupun pendapatan non-bunga, Bank Sampoerna juga membukukan kenaikan pendapatan usaha sebesar 8,6% (yoy) menjadi Rp349,9 miliar untuk enam bulan pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp322,2 miliar. Pada periode ini, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 5,3% (yoy) menjadi Rp328,7 miliar dan pendapatan non-bunga meningkat sebesar 111,7% (yoy) menjadi Rp21,2 miliar.

Baca Juga :   Pertemuan Terakhir Task Force ESC B20 Indonesia Hasilkan Rancangan Kebijakan Transisi Energi untuk Dunia

Tantangan akibat pandemi Covid-19 masih berlanjut, untuk itu Bank meningkatkan dana pencadangan. Per akhir semester pertama tahun 2021, rasio pencadangan (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/CKPN) terhadap Kredit Bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 153,2%, meningkat signifikan dari kondisi satu tahun sebelumnya sebesar 99,6%. Dengan semua itu, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp18,5 miliar untuk keseluruhan semester pertama tahun 2021.

Lebih jauh, kualitas kredit tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah bruto (NPL gross) pada tingkat 2,75% atau turun dari rasio pada akhir semester I tahun sebelumnya pada tingkat 3,85%. Demikian Bank juga memiliki struktur permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang berada di level 20,9%, meningkat dari 17,8% pada satu tahun sebelumnya.

“Pandemi yang masih terus berlangsung tidak menyurutkan langkah Bank untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Komitmen tersebut terus diupayakan Bank dengan melakukan pendampingan dan pengelolaan risiko yang intens dengan nasabah dan debitur, serta mendorong UMKM mengambil peluang yang positif di masa ini untuk dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Dengan cara demikian, Bank dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi melalui mata rantai kerja sama yang sehat, yang sudah terjalin lama dan saling percaya dengan segenap nasabah dan debitur,” tutur Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah dalam siaran pers, Rabu (18/8).

Baca Juga :   Bank Sampoerna dan Mekar Luncurkan Produk Pembiayaan UMKM, MekarinAja

Bank Sampoerna yang telah bertransformasi secara digital sejak 2014 akan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka. Pertumbuhan transaksi digital Bank Sampoerna juga menunjukkan tren yang sangat baik.

Meski tidak terlepas dari dampak penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan di semester I 2021, jumlah transaksi digital terus bertumbuh. Jumlah transaksi digital sejak awal Januari hingga Juni 2021 mencapai 15,9 juta transaksi, meningkat hampir 3 kali lipat daripada jumlah transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan transformasi digital yang sampai saat ini telah dijalankan. Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),” ujar Direktur Bank Sampoerna Henky Suryaputra.

 

Leave a reply

Iconomics