
Dirut Pelindo: Terminal Kijing Diproyeksikan Jadi Kawasan Pelabuhan Internasional Terbesar di Kalimantan

Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Kijing. Terminal yang terletak di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat/Dok. Pelindo
Terminal Kijing yang kemarin diresmikan Presiden Joko Widodo merupakan Proyek Strategis Nasional yang dibangun berdasarkan Perpres No. 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat.
“Pembangunan Terminal Kijing sejalan dengan salah satu target penggabungan Pelindo yang berperan untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang lebih terkoordinasi, sehingga dapat menciptakan konektivitas maritim dan hilirisasi industri,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam keterangan resmi.
Pembangunan Terminal Kijing dibagi dalam tiga tahap. Tahap 1 Inisial, Tahap 1 Lanjutan dan Tahap 2.
Pembangunan Tahap Inisial ini meliputi dermaga dengan dimensi 1.000 meter kali lebar 100 meter, Port Management Area (200X100 m), jalan menuju dermaga (trestle) sepanjang 3,45 km dengan lebar 19,8 meter, terminal petikemas dan terminal multipurpose.
Terminal ini memiliki empat area, yakni petikemas dengan kapasitas tahap awal 500 ribu TEUs dan kapasitas tahap akhir 1,95 juta TEUs per tahun, area curah kering dengan kapasitas tahap awal 7 juta ton dan kapasitas tahap akhir 15 juta ton, area curah cair dengan kapasitas tahap awal 5 juta ton dan kapasitas tahap akhir (12,18 juta ton), dan area multipurpose dengan kapasitas tahap awal 500 ribu ton dan kapasitas tahap akhir 1 juta ton. Luas kawasan pelabuhan ini mencapai 200 hektar yang meliputi area terminal dan back up area pelabuhan.
“Kedepannya, terminal ini secara bertahap akan menggantikan peran pelabuhan eksisting di Pontianak. Pelabuhan Pontianak nantinya akan dimaksimalkan untuk melayani kegiatan lainnya seperti kapal penumpang atau kapal Ro-Ro dan layanan lainnya untuk mendukung kegiatan penumpang antar pulau yang menggunakan transportasi laut,” kata Arif.
Kalimantan Barat memang sangat membutuhkan pelabuhan baru. Tahun lalu, utilitisasi Pelabuhan Dwikora sudah mencapai 257 ribu TEUs atau 86 persen dari kapasitas pelabuhan. Lahan untuk ekspansi juga sudah tak tersedia. Laju sedimentasi di hulu Sungai Kapuas dan penyempitan alur berdampak pada tingginya biaya operasional pengerukan. Lebar alur menyempit dari 60 meter menjadi 40 meter dalam lima tahun terakhir.
Presiden Jokowi mengatakan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak yang pembangunannya sudah dimulai tahun 2016. Pada 9 Agustus telah selesai. Menurutnya, keberadaan pelabuhan ini akan memperkuat competitiveness daya saing produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh provinsi Kalimantan Barat, karena di sini memiliki kekuatan besar seperti crude palm oil, alumina, bauksit.
Selain itu, potensi pengembangan kawasan industri yang terintegrasi dengan Terminal Kijing juga masih terbuka lebar. Sehingga dibutuhkan lahan sekitar 2.000-3.000 hektar yang bisa dimanfaatkan untuk kawasan industri dan program hilirisasi industri.
Jokowi juga menambahkan dalam bahwa untuk mewujudkan tujuan peningkatan daya saing, dari Terminal Kijng ke Pontianak jalannya perlu diperlebar sehingga perjalanan kontainer maupun nonpetikemas bisa lancar. Menurutnya, jangan sampai investasi yang besar seperti itu tidak bisa memperkuat daya saing dan tidak bisa memperbaiki konektivitas antarpelabuhan, antarpulau dan antarnegara.
Dirut Pelindo mengatakan Terminal Kijing diproyeksikan menjadi kawasan pelabuhan internasional terbesar di Kalimantan dan akan menjadi salah satu pelabuhan hub di Indonesia dimana pada awal pengoperasiannya digunakan untuk pelayanan multipurpose.
Leave a reply
