
Gapki: Ekspor Produk Sawit Naik Signifikan di Agustus 2022, Kontribusi CPO Tertinggi

Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono (kiri) dan Wakil Ketua Umum GAPKI Togar Sitanggang (kanan) di booth GAPKI pada PEOC (Pakistan Edible Oil Conference) 2020 di Karachi Pakistan, Sabtu (11/01/2020)/Gapki
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut, ekspor produk sawit meningkat menjadi 4,33 juta ton pada Agustus 2022 dari 2,7 juta ton Juli 2022. Dari kenaikan itu, crude palm oil (CPO) merupakan jenis olahan yang berkontribusi tertinggi dari 1,92 juta ton menjadi 2,97 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan, lonjakan ekspor itu terjadi lantaran relaksasi yang diberikan pemerintah lewat kebijakan zero levy yang diperpanjang hingga akhir Oktober 2022. Bahkan, pemerintah dinilai akan memperpanjang hingga akhir 2022 ini.
“Relaksasi zero levy sangat membantu eksportir sehingga daya saing produk minyak sawit Indonesia makin baik di pasar global di tengah persaingan yang tinggi dengan minyak nabati lain,” kata Mukti dalam keterangan resminya, Selasa (11/10).
Kenaikan ekspor itu, kata Mukti, juga diikuti dengan meningkatnya nilai ekspor menjadi US$ 4,8 miliar pada Agustus 2022 dari US$ 3,8 miliar pada Juli 2022. Padahal, harga CPO pasar spot Rotterdam turun dari US$ 1.203 per ton menjadi US$ 1.095 per ton.
Menurut Mukti, kenaikan ekspor didominasi untuk tujuan India sebesar 193% dari 370,8 ton menjadi 1.086 ton, Tiongkok 68% dari 355,7 ribu ton menjadi 879,7 ribu ton, dan Eropa naik 51,7% dari 334 ribu ton menjadi 506,8 ribu ton.
“Kenaikan ekspor didukung oleh kenaikan produksi sebesar 503 ribu ton menjadi 4,3 juta ton dari sebelumnya 3,8 juta ton juta ton,” ujar Mukti.
Sementara itu, kata Mukti, kenaikan produksi didorong faktor musiman dan juga pabrik kelapa sawit yang sudah mulai beroperasi secara normal. Meski demikian, terhitung hingga Agustus 2022 secara tahunan (yoy), produksi tahun ini sebesar 31,6 juta ton masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 33,6 juta ton.
Dari sisi konsumsi dalam negeri, kata Mukti, pada bulan ini terjadi penurunan sebesar 2,2% atau 1,84 juta ton dibandingkan dengan Juli 2022 sebesar 1,88 juta ton. Namun, dibandingkan secara yoy jumlah tersebut lebih tinggi 8,5% dari tahun sebelumnya yang mencapai 12,25 juta ton, kini menjadi 13,29 juta ton.
“Berdasarkan perkembangan tersebut, stok minyak sawit turun dari 5,90 juta ton pada bulan Juli menjadi 4,03 juta ton pada bulan Agustus 2022,” katanya.
Leave a reply
