Garuda Indonesia Proyeksikan Catat Kinerja Positif pada Semester II-2022

0
321

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia (Garuda) optimistis akan mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada paruh kedua tahun ini. Pada Mei lalu, Perseroan berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya. Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021 lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan secara umum, walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, perfoma profitabilitas yang mulai diperoleh Garuda tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda kedepannya.

“Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi. Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat. Oleh karenanya kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta kedepannya dapat segera membukukan profit,” ujar Irfan dalam keterangannya, Rabu (13/7).

Irfan mengatakan tidak dapat dipungkiri dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari 2 tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia.

Baca Juga :   Resmi Terbitkan Obligasi Wajib Konversi, Garuda Indonesia Fokus Akselerasikan Pemulihan Kinerja

Melalui laporan keuangan (audited) tahun 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,33 miliar, turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha di tahun 2020 lalu. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$1,04 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar US$88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta USD. Selain itu, sepanjang tahun 2021 lalu, Garuda secara group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi US$2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu.

Irfan mengatakan terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada tahun 2021 lalu, secara fundamen operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi di antaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020. Hal tersebut turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha Garuda yang berada dikisaran 24,85 persen dibandingkan dengan pendapatan kargo di tahun 2020 sebesar 17,74 persen. Pendapatan kargo tersebut juga termasuk di dalamnya pendapatan angkutan freighter yang menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha Perusahaan dalam menjaga arus kas operasional Garuda Indonesia.

Baca Juga :   Rute Jakarta - Melbourne Dibuka Lagi, Garuda Indonesia Kini Punya 10 Penerbangan ke Australia

Sementara itu, sepanjang tahun 2021 Garuda juga telah melayani sedikitnya 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter. Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan kedepannya.

Sepanjang tahun 2021, Garuda secara group berhasil mempertahankan konsistensi jumlah penumpang di angka sekitar 10,9 juta penumpang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu. Konsistensi tersebut menjadi sebuah fundamen kinerja operasional Garuda yang positif bagi kinerja Perusahaan ditengah situasi pandemi yang mencapai fase puncaknya di tahun lalu yang disertai dengan berbagai restriksi perjalanan yang diberlakukan hingga akhir tahun.

Lebih lanjut, dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, Garuda juga melakukan sejumlah langkah strategis dalam memastikan langkah pemulihan kinerja imbas penurunan trafik penerbangan berjalan dengan berkesinambungan. Langkah tersebut yang dilakukan melalui langkah restrukturisasi finansial baik untuk kewajiban usaha jangka panjang dan jangka pendek, restrukturisasi beban biaya operasional yang dilakukan melalui langkah negosiasi beban sewa pesawat, hingga biaya penunjang operasi lainnya. Selain itu, Garuda juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan streamlining business process melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.

Baca Juga :   Potong Gaji Karyawan, Siasat Garuda Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

“Berbagai langkah strategis tersebut yang turut diselaraskan dengan proses restrukturisasi kewajiban usaha melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan telah mencapai tahapan homologasi pada Juni 2022 lalu, secara bertahap mulai mencatatkan peningkatan kinerja usaha secara positif baik dari segi cost structure, hingga kemampuan Perusahaan dalam memaksimalkan profitabilitas pada kinerja usahanya. Hal ini yang terus kami optimalkan melalui pengembangan business plan Perusahaan dalam jangka panjang yang kami harapkan dapat menavigasi kinerja korporasi yang semakin agile dan adaptif dalam menghasilkan profitabilitas secara berkelanjutan,” tutup Irfan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics