
Inflasi Tiongkok Naik karena Harga Daging Babi Melonjak

Kenaikan harga daging babi picu inflasi makanan di Tiongkok/Bangkok Post
Harga daging babi di Tiongkok melonjak pesat hingga mencapai lebih dari 70%. Karena lonjakan harga itu, maka inflasi konsumen ikut melesat dan tercepat dalam 6 tahun terakhir. Kenaikan harga daging babi merupakan akibat dari virus demam babi di Afrika.
Pemerintah Tiongkok sebelumnya telah berupaya mengendalikan harga daging babi itu dengan mendistribusikan stok daging babi milik pemerintah. Apalagi krisis daging babi ini bisa berdampak secara politik dan ekonomi terhadap Tiongkok.
Badan Statistik Pusat Nasional Tiongkok mencatat indeks harga konsumen (alat ukut utama inflasi ritel) mencapai 3% bulan lalu. Angka ini naik dari 2,8% pada Agustus 2019 dan tertinggi sejak November 2013. Sementara analis dalam sebuah jajak pendapat berita di Bloomberg memperkirakan indeks harga konsumen mencapai 2,9%.
Kenaikan harga daging babi ini memicu inflasi harga makanan, khususnya mengganggu pasokan daging babi. Harga daging babi melonjak 69,3% pada September lalu. Data statistik Tiongkok menyebutkan sekitr 1 juta babi telah mati sejak wabah flu babi mulai merebak pada Agustus lalu. Namun, peristiwa itu awalnya tak dianggap serius.
Pada akhirnya, harga daging lainnya juga ikut terkerek seperti daging sapi, ayam dan bebek. Diperkirakan inflasi harga konsumen akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan karena pasokan daging babi belum normal.
Leave a reply
